Pengaruh Tingkat Ketebalan Mulsa Sekam Pada 2 Varietas Tanaman Gandum (Triticum Aestivum L.) Di Dataran Medium

Main Author: Danaparamita, Galuh Hayu
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: , 2017
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/390/1/GALUH%20HAYU%20DANAPARAMITA.pdf
http://repository.ub.ac.id/390/
Daftar Isi:
  • Gandum termasuk salah satu tanaman serealia yang berpotensi sebagai sumber bahan pangan alternatif. Konsumsi tepung terigu di Indonesia tahun 2014 mencapai 5,35 juta ton atau naik sekitar 4,1% dibandingkan tahun 2012. Tanaman gandum umumnya ditanam di dataran tinggi dan varietas yang digunakan adalah Dewata dan Selayar. Perlakuan tingkat ketebalan mulsa bertujuan untuk menjaga kelembaban tanah dan menekan laju evaporasi tanah, agar ketersediaan air bagi tanaman dapat terpenuhi. Tujuan penelitian untuk mempelajari pengaruh macam varietas dan tingkat ketebalan mulsa sekam pada pertumbuhan dan hasil tanaman gandum yang ditanam di wilayah dataran medium dan menentukan macam varietas dan tingkat ketebalan mulsa sekam yang sesuai untuk pertumbuhan dan hasil tanaman gandum di wilayah dataran medium. Hipotesis penelitian yaitu macam varietas yang berbeda memerlukan tingkat ketebalan mulsa yang berbeda terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman. Penelitian dilaksanakan Juni sampai September 2016 di Desa Tegalgondo, Kecamatan Karangploso, Kota Malang. Alat yang digunakan cangkul, kamera digital, penggaris atau meteran, plastik, gunting, timbangan analitik, LAM (Leaf Area Meter), oven, thermometer dan soil moisture. Bahan tanam yang digunakan benih gandum varietas Dewata, varietas Selayar, pupuk urea, pupuk KCl dan pupuk SP36. Rancangan perlakuan penelitian adalah Rancangan Petak Terbagi (Split Plot Design) dengan 3 kali ulangan. Petak utama adalah jenis varietas terdiri dari varietas dewata (V1), varietas selayar (V2). Anak petak adalah ketebalan mulsa terdiri dari tanpa mulsa (K0), ketebalan mulsa 2 cm (K1), ketebalan mulsa 4 cm (K2), ketebalan mulsa 6 cm (K3), ketebalan mulsa 8 cm (K4). Pengamatan secara destruktif mengambil 2 tanaman contoh setiap kombinasi perlakuan yang dilakukan saat tanaman berumur 20, 40, 60, 80 hst dan panen. Komponen pertumbuhan tanaman meliputi jumlah daun, luas daun, jumlah anakan total, jumlah anakan produktif, bobot kering total tanaman. Komponen hasil meliputi jumlah malai per rumpun, panjang malai per rumpun, bobot malai per rumpun, serta komponen panen meliputi bobot kering total tanaman, bobot spikelet per rumpun, bobot spikelet per petak panen, hasil panen ha-1 dan bobot 1000 butir. Analisis pertumbuhan tanaman meliputi Laju Pertumbuhan Relatif dan Indeks Panen. Pengamatan lingkungan mikro yaitu kelembaban tanah dan suhu tanah. Data pengamatan yang diperoleh dianalis menggunakan analisis ragam (uji F) pada taraf 5%. Apabila terdapat interaksi atau pengaruh nyata dari perlakuan, maka dilanjutkan dengan uji antar perlakuan menggunakan BNJ pada taraf 5%. Varietas dewata dan selayar dengan ketebalan mulsa 4 cm memberikan pertumbuhan dan hasil yang baik. Ketebalan mulsa 4 cm dapat meningkatkan hasil panen sebesar 22,5% pada varietas dewata dan 26,21% pada varietas selayar dibandingkan dengan tanpa penambahan mulsa.