Pengaruh Komposisi Media Tanam dan Jumlah Tanaman terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Kailan (Brassica oleraceae L. var. Alboglabra) dalam Sistem Budidaya Vertikultur

Main Author: Permatasari., Zatalini Putri
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: , 2017
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/389/1/BAGIAN%20DEPAN.pdf
http://repository.ub.ac.id/389/2/BAB%201.pdf
http://repository.ub.ac.id/389/3/BAB%202.pdf
http://repository.ub.ac.id/389/4/BAB%203.pdf
http://repository.ub.ac.id/389/5/BAB%204.pdf
http://repository.ub.ac.id/389/6/BAB%205.pdf
http://repository.ub.ac.id/389/7/DAFTAR%20PUSTAKA.pdf
http://repository.ub.ac.id/389/
Daftar Isi:
  • Kailan (Brassica oleraceae L. var. Alboglabra) termasuk dalam family Cruciferae atau Brassicacea. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (2015) produksi sayuran kubis – kubisan khususnya kailan di Indonesia dari tahun 2010 – 2014 sebesar 1.385.044 ton, 1.363.741 ton, 1.450.046 ton, 1.480.625 ton, dan 1.435.840 ton. Hal ini membuktikan bahwa produksi nasional sayuran masih belum memenuhi permintaan pasar sehingga masih terbuka lebar peningkatan produksi agar mampu memenuhi tingkat konsumsi sayuran nasional. Salah satu penyebab rendahnya tingkat produksi tanaman ini ialah beralihnya fungsi lahan pertanian menjadi daerah perindustrian. Oleh karena itu diperlukan adanya suatu sistem bercocok tanam untuk penananaman tanaman kailan di lahan yang sempit. Salah satu teknologi yang dapat digunakan ialah sistem budidaya secara vertikultur. Kendala dalam sistem budidaya vertikultur ialah belum diketahuinya populasi optimal bagi pertumbuhan dan hasil tanaman kailan. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Gulita (2012) pada tanaman pakcoy, menunjukkan bahwa perlakuan populasi tanaman berpengaruh terhadap luas daun. Peningkatan populasi tanaman sangat mempengaruhi perkembangan vegetatif tanaman sehingga akan mempengaruhi tingkat produksi panen suatu tanaman. Tujuan penelitian adalah untuk mendapatkan komposisi media tanam dan jumlah tanaman yang tepat sehingga dapat meningkatkan pertumbuhan dan hasil tanaman kailan dalam sistem budidaya vertikultur. Hipotesis penelitian adalah (1) Komposisi media tanam tanah + pupuk kandang + pasir dengan jumlah populasi 8 tanaman mampu menghasilkan pertumbuhan dan hasil tanaman kailan per tanaman yang paling baik, (2) Komposisi media tanam tanah + pupuk kandang + pasir dengan jumlah populasi 12 tanaman mampu menghasilkan pertumbuhan dan hasil tanaman kailan per meter yang paling baik. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April – Juni 2016 di Desa Pandanrejo, Kecamatan Bumiaji, Kota Batu. Penelitian yang dilakukan menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan 9 perlakuan ialah komposisi media tanam dan jumlah tanaman yang diulang sebanyak 3 kali ulangan. Perlakuan terdiri dari P1 = tanah + pupuk kandang (1:2) + 8 tanaman/m, P2 = tanah + pupuk kandang (1:2) + 10 tanaman/m, P3 = tanah + pupuk kandang (1:2) + 12 tanaman/m, P4 = tanah + pupuk kandang + arang sekam (1:1:1) + 8 tanaman/m, P5 = tanah + pupuk kandang + arang sekam (1:1:1) + 10 tanaman/m, P6 = tanah + pupuk kandang + arang sekam (1:1:1) + 12 tanaman/m, P7 = tanah + pupuk kandang + pasir (1:1:1) + 8 tanaman/m, P8 = tanah + pupuk kandang + pasir (1:1:1) + 10 tanaman/m, P9 = tanah + pupuk kandang + pasir (1:1:1) + 12 tanaman/m. Parameter yang diamati ialah tinggi tanaman, jumlah daun, luas daun pertanaman, bobot segar total per tanaman dan per meter, bobot segar konsumsi per tanaman dan per meter, bobot segar akar per tanaman dan per meter, bobot kering total per tanaman dan per meter, bobot kering akar per tanaman dan per meter. Analisis data menggunakan analisis ragam (uji F hitung) pada taraf 5%, apabila diperoleh pengaruh nyata dilanjutkan dengan uji BNT (Beda Nyata Terkecil) pada taraf 5%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan komposisi media tanam dan jumlah tanaman berpengaruh nyata terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman kailan, meliputi tinggi tanaman, jumlah daun, luas daun, bobot segar total per tanaman, bobot segar akar per meter, bobot kering total per tanaman dan per meter, bobot kering akar per tanaman dan per meter, tetapi tidak berpengaruh nyata terhadap bobot segar total per meter, bobot segar konsumsi per tanaman dan per meter, dan bobot segar akar per tanaman. Bobot segar konsumsi per meter pada perlakuan 8 tanaman/m ; 10 tanaman/m ; dan 12 tanaman/m berturut – turut berkisar antara 409,57 – 422,17 g ; 432, 50 – 517,20 ; dan 503,60 – 537,33 g. Perlakuan komposisi media Tanah + Pupuk Kandang + Pasir + 8 tanaman menunjukkan bobot kering total per tanaman yang tidak berbeda dengan komposisi media Tanah + Pupuk Kandang + Pasir + 10 tanaman, Tanah + Pupuk Kandang + 8 tanaman, Tanah + Pupuk Kandang + Arang Sekam + 8 tanaman. Pada masing – masing komposisi media tanam, bobot kering total per tanaman dengan jumlah 8 tanaman/m lebih tinggi daripada 12 tanaman/m, tetapi tidak berbeda nyata dengan 10 tanaman/m. Sedangkan pada bobot kering total per meter dengan jumlah 12 tanaman/m lebih tinggi daripada 8 tanaman/m, tetapi tidak berbeda nyata dengan 10 tanaman/m.