Analisis Sitogenetik Sapi Limousin Dan Sapi Bali Untuk Identifikasi Kondisi Genetik Pejantan Yang Digunakan Dalam Inseminasi Buatan

Main Author: Erlangga, Made Bagus
Format: Thesis NonPeerReviewed
Terbitan: , 2017
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/3821/
Daftar Isi:
  • Sitogenetik merupakan suatu bidang disiplin ilmu yang mempelajari tentang genetika sel dimana didalamnya juga mencangkup pengamatan kromosom. Pengamatan kromosom perlu untuk dilakukan pada sapi pejantan inseminasi buatan untuk memberikan jaminan kualitas genetik yang diturunkan pada sapi generasi berikutnya. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat gambaran kromosom yang dimiliki oleh sapi Bali dan sapi Limousin khususnya pada bentuk dan jumlah kromosom serta pengamatan letak sentromer. Sapi yang diuji berasal dari Balai Besar Inseminasi Buatan Singosari (BBIB Singosari). Sampel yang digunakan berupa limfosit yang didapatkan dari perlakuan sampel darah. Pengolahan sampel dilakukan sesua dengan prosedur standar yang dimiliki oleh LSIH. Sampel yang digunakan sebanyak dua ekor sapi dari tiap spesies yang diamati. Hasil persebaran kromosom dengan resolusi banding terbaik diambil fotonya menggunakan c-mount microscope. hasil pengambilan gambar diolah dengan menggunakan software Genetix (Cytovision). Hasil penelitian menunjukkan sapi Bali memiliki 30 pasang kromosom dengan centromer pada autosomal kromosom berada pada posisi akrosentrik. Sex chromosome X dan Y memiliki centromer pada posisi submetasentrik. Sapi Limousin menunjukkan hasil yang sama. Sapi Limousin memiliki kromosom dengan jumlah 30 pasang. Letak sentromer autosomal kromosom terletak di posisi akrosentrik. Sentromer untuk sex kromosom X berada di posis submetasentrik dan kromosom Y di submetasentrik. Hasil pengamatan fetotipe sapi menunjukkan sapi bali memiliki berat badan yang sangat baik. Ciri khas sapi bali dimiliki oleh sapi yang di amati. Sapi limousin juga menunjukkan berat badan yang sangat baik. Ciri khas sapi limousin juga tampak pada sapi yang di amati. Hasil pengamatan secara genotip dan fenotip menunjukkan kesesuaian sehaingga sapi yang di amati telah layak untuk menjadi sapi pejantan inseminasi buatan.