Pengaruh Variasi pH dan Suhu Penyimpanan Terhadap Kestabilan Aktivitas Xilanase Ekstrak Kasar Dari Trichoderma Viride Diamobilisasi Dengan Matriks Bentonit

Main Author: Saputro, Wahyu Gesit
Format: Thesis NonPeerReviewed
Terbitan: , 2017
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/3808/
Daftar Isi:
  • Enzim xilanase merupakan enzim ekstraseluler yang memiliki kemampuan menghidrolisis xilan menjadi xilosa. Enzim xilanase bersifat induktif, sehingga untuk memperoleh produk yang maksimal, dibutuhkan suatu induser sebagai pemicu pembentukan enzim xilanase, yaitu xilan. Xilan banyak dijumpai pada limbah pertanian seperti klobot jagung dengan kandungan hemiselulosa 32%. Salah satu mikroorganisme yang dapat menghasilkan xilanase adalah kapang Trichoderma viride. Amobilisasi dilakukan untuk meningkatkan stabilitas xilanase dan meningkatkan efisiensi pemakaian enzim sehingga dapat digunakan berulang kali. Xilanase diamobilisasi menggunakan matriks bentoit dengan metode adsorpsi fisik. Suhu sangat mempengaruhi kestabilan struktur dan aktivitas enzim, perubahan pH juga dapat mempengaruhi aktivitas dan stabilitas struktur enzim. Pada penelitian ini bertujuan untuk mempelajari pengaruh suhu dan pH terhadap kestabilan aktivitas xilanase. Pengaruh tersebut diamati dengan cara mengukur aktivitas xilanase sisa setalah xilanase amobil disimpan selama penyimpanan 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7 hari pada variasi suhu (frezeer, refrigrator, 30, 50 oC) dan variasi pH (3, 4, 5, 6). Aktivitas xilanase ditentukan dengan cara mengukur kadar gula pereduksi secara spektrofotometri menggunakan reagen DNS (asam dinitrosalisilat). Hasil penelitian menunjukkan bahwa pH dan suhu berpengaruh terhadap kestabilan aktivitas xilanase amobil. Xilanase amobil pada penyimpanan pH 5 memiliki persen aktivitas sisanya sebesar 63,13%, stabil hingga hari ke 6. Sedangkan xilanase amobil pada penyimpanan suhu 50 oC memiliki persen aktivitas enzim sisa sebesar 51,40%, stabil hingga hari ke 6.