Efek Pemberian Ekstrak Ragi (Saccharomyces cerevisiae) Pada Tikus Putih (Rattus norvegicus) Model Sepsis Induksi Escherichia coli Berdasarkan Kadar Superoksida Dismutase (Sod) Plasma Dan Gambaran Histopatologi Aorta Abdominal

Main Author: Subkhi, Pandu Gumelar
Format: Thesis NonPeerReviewed
Terbitan: , 2017
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/3790/
Daftar Isi:
  • Sepsis merupakan suatu sindroma klinik yang ditandai dengan keberadaan mikroorganisme atau toksin mikroorganime dalam sistem sirkulasi, sehingga menyebabkan aktivasi respon inflamasi secara sistemik. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui efek pemberian ekstrak ragi (Saccharomyces cereviseae) dalam meningkatan kadar SOD plasma darah dan menurunkan nekrosis sel endotel aorta abdominal tikus putih (Rattus norvegicus) model sepsis hasil induksi Escherichia coli. Penelitian ini bersifat eksperimental menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dan terdiri dari lima kelompok, yaitu kontrol negatif, kontrol positif (diinduksi Escherichia coli) dan tiga kelompok terapi (diinduksi Escherichia coli dan diberi terapi dengan dosis bertingkat, yaitu 10, 20, dan 30 mg/kg BB). Sepsis diinduksi dengan biakan Escherichia coli standar Mc Farland 0,5 (1,5 x 108 cfu/ml) intraperitoneal pada hari ke-8 penelitian. Terapi ekstrak ragi diberikan per-oral enam jam pasca induksi, dan dilanjutkan setiap 24 jam selama lima hari. Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis One Way ANOVA dengan uji lanjutan BNT 5% untuk kadar SOD plasma serta analisa deskriptif untuk gambaran histopatologi aorta abdominal. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian terapi ekstrak ragi memberikan pengaruh yang signifikan terhadap kenaikan kadar SOD plasma dan menurunkan nekrosis sel endotel aorta abdominal. Berdasarkan hasil penelitian ini, dosis terapi 30 mg/kg BB merupakan dosis optimum untuk terapi sepsis, dapat disimpulkan bahwa ekstrak ragi (Saccharomyces cereviseae) dapat digunakan sebagai terapi sepsis.