Evaluasi Pengendalian Intern Atas Sistem Akuntansi Penjualan Tunai Dan Penerimaan Kas (Studi Kasus Pada Grup Salon Tiger Barbershop Group)
Main Author: | Ezra, Halomoando |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed |
Terbitan: |
, 2017
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/3710/ |
Daftar Isi:
- Di era modern kehidupan masyarakat saat ini potong rambut sudah menjadi kebutuhan bagi kaum pria yang didukung dengan trend model potong rambut pria yang beragam. Tiger Barbershop Group sebagai perusahaan potong rambut pria sudah berjalan secara proffesional dalam mendukung kebutuhan pria sebagai sarana untuk potong rambut yang didukung dengan tren model potong rambut pria pada saat ini. Tetapi masih mempunyai kelemahan dalam pengendalian internal yaitu pengawasan perusahaan, karena masih dipercayakan kepada personal atau karyawan di setiap toko serta dalam organisasinya manager hanya berjumlah satu dalam memegang kendali atas semua toko berlandaskan kepada kepercayaan. Penelitian ini memiliki tujuan untuk mengetahui sistem akuntansi penjualan dan penerimaan kas yang digunakan oleh Tiger Barbershop Group serta mengetahui pengendalian internal atas sistem akuntansi penjualan dan penerimaan kas yang digunakan oleh Tiger Barbershop Group. Metode penelitian yang digunakan yaitu jenis penelitian deskriptif melalui pendekatan studi kasus. Jenis penelitian deskriptif melalui pendekatan studi kasus yaitu untuk mengungkap fakta tentang gambaran kejadian pengendalian internal atas sistem akuntansi penjualan tunai dan penerimaan kas pada Tiger Barbershop Group. Di dalam hasil dan pembahasan pada bagian sistem akuntansi penjualan tunai masih belum berjalan dengan efisien yaitu pada bagian cleaningservice untuk timing atau waktu yang dipakai dalam melakukan prosedur tidak tepat, sehingga mengganggu kenyamanan konsumen. Selanjutnya, pada sistem akuntansi penerimaan kas, rekening pemilik perusahaan tidak dipisahkan dengan rekening keuangan perusahaan. Untuk pengendalian internal sistem penjualan tunai pada organisasinya khusus bagian kasir masih merangkap bagian penjualan, kemudian untuk faktur penjualan tunai dalam hal identitas pelanggan belum disertakan (nama pelanggan, alamat, dan nomor telepon) sehingga belum dikatakan sehat. Untuk pengendalian internal sistem akuntansi penerimaan kas pada organisasinya khusus bagian kasir masih merangkap bagian penjualan dan manager masih merangkap bagian keuangan, kemudian untuk keamanan faktur penjualan tunai belum dikatakan sehat karena tidak dilengkapi mesin register kas. Dari kelemahan-kelemahan yang sudah dijelaskan dalam hasil dan pembahasan untuk sistem akuntansi penjualan tunai pada bagian cleaningservice seharusnya timing atau waktu dalam prosedurnya dilakukan setelah konsumen selesai dilayani oleh tukang cukur. Kemudian untuk sistem akuntansi penerimaan kas seharusnya ada pemisahan fungsi rekening pemilik perusahaan dengan rekening keuangan perusahaan. Untuk pengendalian internal sistem akuntansi penjualan tunai pada organisasinya ada pemisahan fungsi antara kasir dengan bagian penjualan, pada faktur penjualan tunai harus dilengkapi identitas pelanggan yang akurat. Untuk pengendalian internal sistem akuntansi penerimaan kas pada organisasinya harus dilakukan pemisahan fungsi antara kasir dengan bagian penjualan, antara manager dengan bagian keuangan, antara pemilik perusahaan dengan bagian keuangan; kemudian untuk keamanan faktur penjualan tunai perlu dilengkapi mesin register kas.