Perancangan Unit Produksi Pupuk Organik Granul Berbasis Kotoran Sapi pada Skala Menengah

Main Author: Yulianto, Wahyu Ari
Format: Thesis NonPeerReviewed
Terbitan: , 2017
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/3673/
Daftar Isi:
  • Sektor pertanian di Indonesia saat ini masih bergantung dengan keberadaan pupuk kimia yang dapat menyebabkan penurunan produktivitas hasil pertanian. Solusi mengatasi ketergantungan pupuk kimia yaitu dengan mengganti pupuk kimia dengan pupuk organik yang lebih ramah lingkungan. Permasalahan pupuk organik di Indonesia yaitu jumlah dan kapasitas indstri pupuk organik yang minim dan pemanfaatan bahan baku yang belum optimal. Kebutuhan pupuk organik di Jawa Timur pada tahun 2016 meningkat 2,313%, akan tetapi realisasi produksi mengalami penurunan sebesar 10,665%. Potensi bahan baku pupuk organik yang melimpah di Jawa Timur tidak diiringi dengan pemanfaatan menjadi pupuk organik dalam skala industri. Oleh karena itu, dilakukan penelitian mengenai perancangan unit produksi pupuk organik granul dengan kapasitas 20 ton/hari untuk mengetahui kelayakan produksi dari segi teknis dan finansial. Spesifikasi pupuk organik yang dihasilkan yaitu nilai C/N ratio sebesar 10,925. Seleksi proses untuk produksi pupuk organik yaitu penambahan darah ternak dan penggunaan EM4 untuk fermentasi. Kapasitas produksi pupuk organik sebesar 6.000 ton/tahun. Mesin yang digunakan yaitu vertical mixer, horizontal mixer, hammer mill, pan granulator, rotary dryer, trommel screen, rotary cooler, dan packing machine. Kebutuhan bahan baku kotoran sapi yaitu 16,8 ton/hari, kotoran ayam mencapai 13,44 ton/hari, darah ternak yaitu 672 kg/hari, EM4 dan molase yaitu mencapai 30 kg/hari, air mencapai 1.520 kg/hari, kapur pertanian 3.624 kg/hari, dan kebutuhan mixtro mencapai 232 kg/hari. Utilitas yang digunakan yaitu gas LPG 130,328 kg/hari, listrik 589,94 kWh, dan air. Proses produksi pupuk organik diawali dari proses pembuatan cairan mikroba, pencampuran bahan, proses fermentasi, penghalusan, pengeringan, pengayakan, pendinginan, dan pengemasan. Tenaga kerja dibagi menjadi dua yaitu tenaga kerja langsung berjumlah 30 orang dan tenaga kerja tak langsung berjumlah 2 orang. Hasil analisis finansial yaitu dana investasi pendirian industri pupuk organik granul ini sebesar Rp6.542.588.650. Harga pokok produksi yaitu Rp762,756, dengan harga jual Rp1.100/kg. Nilai Break Event Point sebesar 1.972,845 ton atau Rp2.170.129.850. Payback periode selama 3,741 tahun. Net Present Value sebesar Rp625.369.360. Internal Rate of Return sebesar 22,823%. Berdasaran analisis kelayakan finansial yang dilakukan maka perancangan unit produksi pupuk organik berbasis kotoran sapi pada skala menengah dikatakan layak (feasible).