Analisis Kelembagaan Rantai Pasok Kerupuk Bandeng dengan Metode Interpretive Structural Modelling (Studi Kasus POKLAHSAR Mina Sentosa, Kabupaten Pasuruan)

Main Author: Frido, Salsabila Safira
Format: Thesis NonPeerReviewed
Terbitan: , 2017
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/3671/
Daftar Isi:
  • Sektor kelautan dan perikanan sangat dibutuhkan dalam pertumbuhan ekonomi untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat perikanan Kabupaten Pasuruan. Total hasil produksi perikanan tangkap jenis bandeng terus mengalami kenaikan sehingga mendorong banyaknya unit usaha untuk mengolah bandeng tersebut. Salah satu olahannya yaitu kerupuk bandeng. POKLAHSAR (Kelompok Pengolahan dan Pemasar) merupakan kelompok binaan Dinas Perikanan Kabupaten Pasuruan yang beranggotakan ibu-ibu rumah tangga yang berkegiatan dalam bidang pengolahan produk ikan bandeng. Salah satu POKLAHSAR yang memproduksi kerupuk bandeng adalah POKLAHSAR Mina Sentosa. Permasalahan yang dihadapi POKLAHSAR Mina Sentosa antara lain keterbatasan distribusi, keterbatasan persediaan produk, harga bandeng yang fluktuatif, proses pengeringan manual, dan komunikasi antar pelaku rantai pasok yang kurang efektif. Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis struktur dan model kelembagaan rantai pasok dan menentukan keterkaitan elemen dalam kelembagaan rantai pasok kerupuk bandeng di POKLAHSAR Mina Sentosa. Salah satu metode analisis kelembagaan rantai pasok adalah Interpretive Structural Modelling (ISM). Metode ISM digunakan untuk membantu dalam mengidentifikasi hubungan kontekstual antar sub-elemen dari setiap elemen yang membentuk suatu sistem. Elemen yang digunakan dalam penelitian ini antara lain kebutuhan, kendala, tujuan, dan lembaga yang terlibat dimana responden berasal dari praktisi POKLAHSAR Mina Sentosa, ketua Asosiasi Pengolahan dan Pemasar Perikanan, Dinas Perikanan dan Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Pasuruan, serta akademisi. Hasil analisis ISM menunjukkan jumlah level elemen kebutuhan ada 1 dengan sub-elemen kunci akses distribusi produk, pelatihan manajemen bisnis, ketersediaan modal, teknologi yang mendukung proses produksi dan komunikasi yang efektif. Jumlah level elemen kendala ada 2, dengan sub-elemen kunci proses pengeringan yang masih manual. Jumlah level elemen tujuan ada 3, dengan sub-elemen kunci kontinuitas bahan baku bandeng. Jumlah level elemen lembaga ada 1, dengan sub-elemen kunci petani, pengumpul/tengkulak, POKLAHSAR Mina Sentosa, Dinas Perikanan, dan Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Pasuruan. Sub-elemen kunci pada elemen kebutuhan dan lembaga berada pada sektor Lingkage, sedangan elemen kendala dan tujuan berada pada sektor independent. Beberapa upaya yang dapat dilakukan dalam peningkatan kelembagaan rantai pasok antara lain peningkatan pemasaran, teknologi, dan kompetensi tenaga kerja serta menjaga koordinasi setiap lembaga yang terlibat.