Daftar Isi:
  • Telepon genggam merupakan alat telekomunikasi dua arah yang dapat dibawa kemana-mana dan memiliki kemampuan mengirimkan pesan berupa suara. Setiap orang pada jaman sekarang membutuhkan telepon genggam untuk segala kebutuhannya. Beragam model dan aplikasi pendukung telepon genggam banyak yang beredar dipasaran mulai dari telepon genggam dilengkapi fitur seperti layar sentuh, kamera, internet dan media sosial. Pengguna alat komunikasi ini sudah mulai beragam, mulai dari anak-anak hingga orang dewasa. Karena semakin mudahnya akses yang dimiliki telepon genggam pada masa kini, anak-anak pun terkadang diluar batas wajar pemakaian dan menimbulkan dampak negatif. Anak-anak dapat membuka konten yang tidak sesuai pada umurnya sehingga menimbulkan tingkah laku sosial yang tidak pada umurnya, anak-anak pun kesulitan menggunakan telepon pintar yang beredar saat ini dikarenakan terlalu beragam fitur yang tersedia. Untuk mempermudah dan menjaga penggunaan telepon genggam anak-anak, pada penelitian ini akan dibuat sebuah telepon genggam yang mempermudah anak-anak dalam penggunaannya dan sesuai pada umurnya berdasarkan beberapa tahap desain interaksi what is wanted, analysis, design prototype, implement. Telepon genggam ini akan dibuat tanpa tampilan layar dengan 4 push button dengan masing-masing kegunaannya. Button dilengkapi dengan gambar emoticons menarik sesuai yang mudah dijumpai pada telepon pintar masa kini. Fungsi 4 button tersebut masing-masing adalah untuk menghubungi ayah, ibu, guru dan menerima panggilan. Pada telepon genggam ini komponen yang digunakan terdiri dari speaker, mikrofon, SIM 800, keypad, Arduino Nano, buzzer, dan Arduino IDE. Dari segi pengujian usabilitas telepon genggam dengan skala likert yang melibatkan 30 anak-anak taman kanak-kanak, kategori kegunaan, kepuasan. Kemudahan digunakan dan dipelajari mendapat nilai rata-rata 4. Pengujian keypad dengan melibatkan 2 guru taman kanak-kanak menyatakan bahwa guru merasa kesulitan menggunakan alat ini dikarenakan tidak tersedia layar saat pengetikan, dan mereka kesulitan memahami serial monitor pada Arduino IDE.