Pelaksanaan Program “Desaku Menanti” Dalam Penanganan Gelandangan-Pengemis (GEPENG) Di Kota Malang (Studi Pada Dinas Sosial Kota Malang)
Main Author: | Santoso, Fitra Pribadi |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 2017
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/3279/1/Fitra%20Pribadi%20Santoso.pdf http://repository.ub.ac.id/3279/ |
Daftar Isi:
- Penelitian ini dilakukan atas dasar masih terdapatnya Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) salah satunya adalah jenis PMKS gelandangan dan pengemis di Indonesia khususnya Kota Malang. Sebagai upaya dalam mengentaskan gelandangan dan pengemis, pemerintah memiliki berbagai program penangulangan gelandangan dan pengemis yang terintegrasi. Salah satu program itu adalah program Desaku Menanti. Program Desaku Menanti adalah program terobosan dalam penanganan gelandangan dan pengemis di perkotaan yang komprehensif dan mengedepankan keterpaduan dalam rehabilitasi sosial gelandangan dan pengemis dilakukan secara terpadu berbasis desa. Kota Malang program Desaku Menanti mulai dilaksanakan pada tahun 2016. Peneliti memilih Dinas Sosial Kota Malang sebagai studi karena Dinas Sosial yang mengimplementasikan program Desaku Menanti, juga bekerjasama dengan Lembaga Kesejahteraan Sosial (LKS) Mutiara Insani. Metode penelitian yang digunakan adalah jenis penelitian kualitatif pendekatan deskritif dengan metode kualitatif peneliti dapat memahami dan menafsirkan makna suatu peristiwa interaksi dalam situasi tertentu menurut pandangan peneliti. Lokasi penelitian berada di Kota Malang dan Situs penelitian di Dinas Sosial, LKS Mutiara Insani dan program Desaku Menanti tempat gelandangan dan pengemis (disebut Warga Binaan Sosial atau WBS). Dalam penelitian ini analisis data menggunakan analisis interaktif model Miles dan Huberman. Dari hasil penelitian pelaksanaan program Desaku Menanti di Dinas Sosial Kota Malang belum terlaksana secara optimal. Pelaksanaan program Desaku Menanti di Kota Malang dibilang baik tetapi belum optimal, karena sekian banyak ruang lingkup kegiatan ada beberapa yang direalisasi dengan baik seperti rehabilitasi sosial dan pendanaan. Namun ada juga beberapa yang masih belum terealisasikan secara optimal baik seperti rehabilitasi sosial dalam merubah mindset, sikap dan mental para WBS yang lemah untuk mau dirubah dan dari awal para WBS pesimis karena kesan para WBS berfikir mereka dijauhkan dan di isolir sulit mencari rezeki dengan letak yang jauh dari Kota. Saran perlu dilakukan pelatihan dan pembinaan secara lebih mendalam juga sesering mungkin guna peningkatan kualitas para WBS dan menambahkan anggotanya terkait masalah kurangnya tenaga pelaksana program Desaku Menanti.