Daftar Isi:
  • Produk kopi Indonesia adalah salah satu komoditas utama nasional dengan tingkat produksi terbesar keempat di dunia. Hal ini juga didukung dengan peningkatan konsumsi kopi di kalangan masyarakat. Menu olahan kopi kini juga disediakan di banyak tempat, mulai dari kedai kecil hingga rumah makan. Bahkan, ada juga tempat yang menyediakan menu-menu khusus kopi mulai dari warung kopi hingga kafe. Namun, tidak semua kafe yang baru dapat bertahan melalui tahap introduction dalam Product Life Cycle dan terpaksa berhenti beroperasi. Keputusan pembelian konsumen terletak pada konsumen itu sendiri, sehingga keputusan pemilihan kafe juga bergantung pada keputusan konsumen. Penelitian ini dilakukan untuk merumuskan suatu brand strategy yang tepat bagi bisnis kafe yang masih berada dalam tahap introduction agar kafe dapat membangun citra yang sesuai di pasar kafe. Perumusan brand strategy untuk bisnis kafe dalam tahap introduction di kota Malang dilakukan melalui proses STP (Segmenting, Targeting, Positioning). Proses segmentasi dilakukan dengan menyebarkan 100 buah kuesioner dengan Teknik Snowball Effect Sampling. Kemudian dilakukan analisis Agglomerative Hierarchical Clustering dengan bantuan software SPSS 21 berdasarkan 6 variabel demografis, yaitu jenis kelamin, usia, status keluarga, pendidikan terakhir, pekerjaan, dan pendapatan. Selanjutnya dilakukan penentuan target pasar yang akan dilayani oleh kafe. Karakteristik dan perilaku segmen yang terpilih diidentifikasi sebagai dasar pertimbangan perumusan brand strategy. Identifikasi karakteristik dan perilaku segmen diidentifikasi dengan dasar produk, tempat, promosi, dan harga serta gaya hidup. Untuk memposisikan kafe ke dalam pasar, dilakukan perumusan brand strategy. Strategi dirumuskan berdasarkan bauran pemasaran 4P (Product, Price, Place, Promotion) serta karakteristik dan perilaku pasar sasaran yang telah teridentifikasi. Berdasarkan hasil segmentasi pasar kafe di Malang dengan Agglomerative Hierarchical Clustering, terbentuk 4 segmen pasar. Jumlah anggota pada masing-masing segmen secara berurutan adalah 36%, 21%, 16%, dan 27%. Segmen pasar yang terpilih untuk dilayani adalah segmen 1 dan segmen 2 yang mewakili segmen anak muda. Kedua segmen memiliki kemiripan dari segi karakteristik dan telah mewakili 57% dari pasar. Selanjutnya, brand strategy dirumuskan untuk membangun citra kafe yang sesuai di kalangan pasar sasaran dengan menawarkan kafe sesuai dengan keinginan para muda. Pada dasarnya brand strategy yang digunakan adalah rapid penetration strategy. Dari segi tempat, aspek-aspek yang diperhatikan adalah tema, lokasi, fasilitas, desain kafe, point of interest, dan kebersihan. Dari segi produk, aspek-aspek yang dipertimbangkan adalah menu-menu yang ditawarkan serta pelayanan dari pramusaji kepada konsumen kafe. Harga menu dalam kafe yang ideal menurut segmen para pemuda adalah antara Rp 15.000 hingga Rp 30.000. Kegiatan promosi dilakukan mulai dari sebelum launching hingga sesudah launching.