Pengaruh Ekstrak Daun Turi Merah Terhadap Kadar Il-12 Dan Ifn-Γ Pada Mus Musculus Nifas Yang Diinokulasi Staphylococcus Aureus

Main Author: Malia, Anna
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: , 2017
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/3189/5/BAB%204.pdf
http://repository.ub.ac.id/3189/6/BAB%205.pdf
http://repository.ub.ac.id/3189/7/BAB%206.pdf
http://repository.ub.ac.id/3189/8/BAB%207.pdf
http://repository.ub.ac.id/3189/9/DAFTAR%20PUSTAKA.pdf
http://repository.ub.ac.id/3189/
Daftar Isi:
  • Infeksi nifas menjadi penyebab morbiditas dan mortalitas ketiga maternal. Penyebabnya dikarenakan adanya bakteri patogen yang masuk melalui luka jalan lahir ataupun luka uterus. Salah satu bakteri patogen yang banyak ditemukan adalah Staphylococcus aureus. Bakteri Staphylococcus aureus ini diketahui dapat mengeluarkan eksotoksin yang dapat memicu inflamasi. Respon inflamasi ditandai dengan tingginya kadar sitokin proinflamasi seperti lnterleukin 12 (IL-12) dan Interferon gamma (IFN-γ). Staphylococcus aureus diketahui mampu resisten terhadap beberapa jenis antibiotik seperti penisilin. Oleh sebab itu perlu digunakan alternatif lain yaitu dengan pemberian bahan alami dari tanaman seperti pemberian ekstrak daun turi merah yang diketahui mempunyai efek antibakteri. Maka, penelitian ini bertujuan untuk menganalisa pengaruh dari pemberian daun turi merah terhadap kadar IL-12 dan IFN-γ pada Mus musculus nifas yang diinokulasi staphylococcus aureus. Penelitian ini adalah True Eksperimental dengan rancangan Post test only control group design. Menggunakan 25 ekor mencit nifas yang dibagi menjadi 5 kelompok yaitu kelompok kontrol negatif (tanpa pemberian apapun), kelompok kontrol positif (hanya inokulasi Staphylococcus aureus 5x107 sebanyak 0,2 ml pervagina), kelompok perlakuan dengan inokulasi dan pemberian ekstrak daun turi merah dengan dosis 125 mg/kgBB (P1), 250 mg/kgBB (P2), dan 50 mg/kgBB (P3) dengan dosis 1 cc/mencit. Inokulasi bakteri dilakukan segera atau 0-12 jam nifas mencit sedangkan ekstrak daun turi merah diberikan 2 jam setelah inokulasi bakteri. Selanjutnya mencit dibedah setelah 24 jam nifas lalu diambil darah jantung dan dilakukan pengukuran kadar sitokin IL-12 dan IFN-γ dengan metode ELISA. Berdasarkan uji statistik didapatkan bahwa terjadi peningkatan kadar sitokin IL-12 dan IFN-γ pada kelompok yang diinokulasi bakteri Staphylococcus aureus dibandingkan dengan kelompok yang tidak diinokulasi. Hal ini bermakna bahwa pemberian bakteri Staphylococcus aureus dapat menjadikan mencit model nifas setelah 2 jam inokulasi. Dan pada kelompok perlakuan menunjukkan bahwa terjadi penurunan secara signifikan, dimana semakin tinggi dosis yang diberikan maka kadar IL-12 dan IFN-γ semakin menurun dan mendekati persamaan dengan kadar sitokin pada kelompok kontrol negatif. Hal ini membuktikan bahwa kandungan senyawa kimia dari daun turi merah seperti flavonoid, saponin dan tanin dapat bekerja sebagai antibakteri dengan cara menghambat pertumbuhan bakteri dan melisiskan bakteri Staphylococcus aureus. Hal ini menunjukkan bahwa ekstrak daun turi dapat menurunkan kadar IL-12 dan IFN-γ yang diakibatkan karena berkurangnya respon imun terhadap bakteri patogen yang masuk.