Pengaruh Ekstrak Etanol Pegagan (Centella Asiatica) Terhadap Panjang Badan, Ekspresi Insulin Like Growth Factor-1 (Igf-1) Dan Insulin Reseptor Substrat (Irs) Pada Larva Zebrafish (Danio Rerio) Model Stunting Dengan Induksi Rotenon
Daftar Isi:
- Stunting merupakan retardasi pertumbuhan linier (RPL) pada anak balita, karena malnutrisi jangka panjang. Stunting menurut standar baku dari WHO Child Growth Standart tahun 2010, didasarkan pada indikator pengukuran panjang badan dibanding umur atau tinggi badan dibanding umur dengan nilai (z-score) < -2 SD (Standar Deviasi). Riset Kesehatan Dasar 2013 mencatat prevalensi stunting nasional mencapai 37,2 %. Prevalensi stunting di Indonesia lebih tinggi daripada negara-negara lain di Asia Tenggara. Kriteria stunting adalah lahir dalam kondisi normal dan nampak pada usia 2 tahun. Faktor yang berpengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangan adalah faktor genetik dan faktor lingkungan. Faktor lingkungan yang berpengaruh adalah bahan kimia toksik, seperti pestisida atau bahan xenobiotik lainnya. menyebabkan gangguan sintesis, transport, metabolism dan kerja hormon-hormon dalam tubuh. Sehingga meningkatkan resiko abnormal pada pertumbuhan dan perkembangan. Rotenone merupakan pestisida alami memiliki mekanisme kerja yaitu menghambat komplek I mitokondria yang merupakan sumber ROS yang berakibat peningkatan tekanan oksidasi, ketersediaan ATP dan Kematian sel. Mekanisme stunting dapat dikaitkan dengan keadaan malnutrisi, gangguan pada hormon pertumbuhan dan inflamasi. Hormon pertumbuhan berperan menstimulasi pembentukan IGF-1 (Insulin Like Growth Factor-1) sebagai mediator pertumbuhan prenatal dan postnatal, pada otot, tulang rawan, dan diferensiasi tulang lainnya. Sedangkan IRS (insulin reseptor substrat) sebagai efektor, melaksanakan fungsi utama pada reseptor untuk transduksi sinyal, menghasilakn diferensiasi sel, proliferasi dan anti apoptosis, pengaturan metabolisme, umur dan ukuran organisme. Dua periode penting dalam menilai rendahnya linear growth, yaitu gangguan pertumbuhan intrauterine, serta rendahnya kadar IGF-1 dan inflamasi. Centella asiatica salah satu tanaman obat yang memiliki toksisitas rendah dan memiliki kandungan nutrisi lengkap yaitu makronutrien (karbohidrat, dan protein), Mikronutrien (vitamin dan mineral), serta fitonutrien (flavonoid, triterpen, karotenoid, alkaloid dan glikosida). Centella asiatica memiliki manfaat salah satunya mengandung senyawa bioaktif triterpenoid (asiaticoside,medecasossida) yang tinggi, sebagai antioksidan dan antiinflamasi mampu menghambat terjadinya reaksi oksidasi akibat paparan rotenon. Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan model stunting larva zebrafish melalui induksi rotenon, dan mengetahui efek pemberian ekstrak Centella asiatica pada model stunting larva zebrafish yang diinduksi rotenone melalui ekspresi IGF-1 dan IRS, serta mengetahui hubungan ekspresi IGF-1 dengan IRS. Metode penelitian ini adalah true eksperimental laboratori in vivo. Desain penelitian randomize posttest only control group design dengan random alokasi. Hewan coba yang digunakan adalah embrio zebrafish (Danio rerio) usia 0-9 dpf (day post fertilization), yang dibagi menjadi lima kelompok yaitu kelompok kontrol negatif (embrio normal); kelompok kontrol positif (embrio yang diinduksi rotenone 12,5 ppb); kelompok perlakuan1,2 dan 3 secara berurutan( rotenon 12,5 ppb ditambah pegagan konsentrasi 1,25 μg/mL, 2,5 μg/mL dan 5 μg/mL). Pemberian rotenone dan pegagan dilakukan pada usia 2 hingga 72 hpf (hour post fertilization). Pengamatan panjang badan dan rasio panjang kepala dilakukan pada 3,6 dan 9 dpf dg software image ruster versi.3 dari optilab versi 2.2.1. Pada usia 9 dpf larva zebrafish diterminasi, selanjutnya dilakukan pengukuran ekspresi IGF-1 dan IRS dengan metode IHC (Immunohistochemistry) wholemount dengan pewarnaan DAB (Diamino benzidine). Selanjutnya dilakukan pengamatan dan kuantifikasi ekspresi melalui integrated density dengan software image ix J versi 1.50. Analisis data menggunakan software SPSS versi 18 dengan uji T-Test dan One Way Anova. Hasil penelitian menunjukan bahwa, pada usia 3 dpf (analog bayi baru lahir) tidak ada perbedaan signifikan panjang badan antara semua kelompok (nilai p Value = 0,385). Sedangkan pada usia 6 dpf (analog usia 2 tahun) dan 9 dpf (analog usia 8 tahun) ada perbedaan signifikan panjang badan yaitu kelompok rotenon lebih pendek dibandingkan dengan kelompok kontrol dan kelompok pegagan (p = 0,000). Ekspresi IGF-1 mengalami penurunan signifikn pada kelompok rotenon (p=0,000), penambahan pegagan mampu meningkatkan ekspresi IGF-1 yang tergantung dosis. Peningkatan signifikan terjadi pada RP5(p=0,000). Adanya kecendrungan peningkatan ekspresi IRS yang diberikan ekstrak pegagan, walaupun tidak berbeda signifikan dengan kelompok rotenon. Korelasi pemberian pegagan dengan IGF-1 didapatkan hubungan yang sangat kuat (p=0,728). Korelasi pemberian pegagan dengan IRS didapatkan hubungan yang lemah (p=0,397). Dapat disimpulkan bahwa rotenon 12,5 ppb mampu menginduksi stunting pada larva zebrafish. Derajat kepercayaan 98%. Pemberian Centella asiatica mampu meningkatkan pertumbuhan panjang badan larva zebrafish melalui peingkatan ekspresi IGF-1 serta IRS pada konsentrasi 5 μg/mL.