Analisis Pengembangan Produk Kemasan Keripik Tempe dengan Metode Kansei Engineering dan Cultural Ergonomics
Main Author: | Setiarsyah, Novan Bachtiar |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 2017
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/3139/1/BAGIAN%20DEPAN.pdf http://repository.ub.ac.id/3139/2/BAB%20I.pdf http://repository.ub.ac.id/3139/3/BAB%20II.pdf http://repository.ub.ac.id/3139/4/BAB%20III.pdf http://repository.ub.ac.id/3139/5/BAB%20IV.pdf http://repository.ub.ac.id/3139/6/BAB%20V.pdf http://repository.ub.ac.id/3139/7/daftar%20pustaka.pdf http://repository.ub.ac.id/3139/ |
Daftar Isi:
- Sektor Usaha Kecil Menengah (UMKM) memiliki peran penting dalam pertumbuhan perekonomian di Indonesia. Hal ini dibuktikan dengan kontribusi sektor UMKM terhadap produk domestik bruto dalam lima tahun terakhir. Untuk mengembangkan UMKM di Indonesia ada beberapa permasalahan yang harus dihadapi, diantaranya adalah pemberlakukan ACFTA (Asean China Free Trade Area) oleh pemerintah mengakibatkan UMKM mengalami kesulitan dalam bersaing, dan kurang jelasnya peta produk impor mengakibatkan positioning persaingan kurang jelas. Kota Malang merupakan salah satu kota dengan jumlah UMKM yang cukup besar, yaitu sekitar 2764 UMKM di Kota Malang pada tahun 2016. UMKM di Kota Malang juga memiliki beberapa permasalahan diantaranya adalah kurangnya keterampilan, ketersediaan bahan baku, sistem pemasaran kurang efektif, hingga pengemasan yang kurang menarik. Salah satu permasalahan dari UMKM di Kota Malang adalah pengemasan yang kurang menarik, dari hasil kuesioner yang disebarkan pada responden lebih dari 70% responden menyatakan bahwa kemasan yang menarik penting bagi produk UMKM. Sebagai tindak lanjut dari masalah tersebut maka dilakukan penyebaran kuesioner mengenai produk yang kemasannya dianggap kurang menarik oleh konsumen. Hasilnya adalah lebih dari 50% responden menyebutkan bahwa produk UMKM keripik tempe merupakan produk yang kurang menarik dari segi kemasan. Berdasarkan permasalahan tersebut maka diperlukan desain kemasan baru keripik tempe yang sesuai dengan kebutuhan dan keinginan dari pelanggan. Untuk mendapatkan desain kemasan sesuai dengan kebutuan dan keinginan pelanggan, maka metode yang dapat digunakan untuk mendapatkan atribut dan ide desain kemasan adalah metode Kansei Engineering dan Cultural Ergonomics. Pada desain kemasan ditinjau dari 3 aspek, yaitu fungsional,emosional,dan legalitas. Untuk spesifikasi desain dari segi fungsional didapatkan dari metode Kansei Engineering, sedangkan untuk spesifikasi desain dari segi emosional dan legalitas didapatkan dari metode Cultural Ergonomics. Kemudian hasil dari kedua metode tersebut dibandingkan dan dikombinasikan untuk mendapatkan alternatif desain kemasan. Hasil dari penelitian re-design kemasan dengan menggunakan kedua metode tersebut adalah beberapa spesifikasi desain, untuk metode Kansei Engingeering didapatkan 20 pasang kansei words kemudian dari 20 pasang kansei words tersebut dilakukan sintesis dengan product properties. Dari proses sintesis tersebut dihasilkan 6 alternatif desain kemasan yang terdiri dari berbagai macam spesifikasi meliputi bentuk,bahan, corak warna,dan sarana pendukung kemasan. Sedangkan untuk metode Cultural Ergonomics didapatkan beberapa faktor yang menjadi aspek cultural dalam produk kemasan, yaitu warna, tipografi, bentuk grafis, gambar, dan informasi yang tertulis. Dari beberapa faktor tersebut kemudian dibuat beberapa alternatif konsep desain yang selanjutnya diberikan pada konsumen sehingga terpilih beberapa alternatif desain pilihan konsumen. Hasil dari metode kansei engineering dan cultural ergonomics tersebut kemudian dibandingkan dan dikombinasikan sehingga membentuk alternatif konsep desain kemasan yang kemudian dilanjutkan dengan pembuatan model nyata desain kemasan yang dapat digunakan sebagai pertimbangan UMKM dalam memilih desain kemasan.