Analisis Upstream Supply Chain Komoditas Ikan Bandeng untuk Meningkatkan Keuntungan dengan Simulasi Sistem Dinamik
Main Author: | Pramono, Galih Dwi Agung |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 2017
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/3113/1/GALIH%20DWI%20AGUNG%20PRAMONO.pdf http://repository.ub.ac.id/3113/ |
Daftar Isi:
- Salah satu wilayah budidaya ikan bandeng terbesar di jawa timur adalah Desa Kalanganyar Sidoarjo. Desa Kalanganyar memiliki jumlah tambak ikan bandeng dengan luas lahan untuk tambak mencapai 2900 ha. Pada komoditas ikan bandeng desa kalanganyar terdapat beberapa masalah yang antara lain persaingan antar pelaku usaha yang tinggi, pendapatan petambak ikan bandeng desa kalanganyar mengalami penurunan, dan meningkatnya harga supply kebutuhan pokok petambak. Berdasarkan beberapa masalah tersebut maka perlu dilakukan perbaikan dengan analisis supply chain agar dapat meningkatkan keuntungan pelaku komoditas ikan bandeng. Pada penelitian ini dilakukan analisis struktur supply chain komoditas ikan bandeng dengan pendekatan sistem dinamik menggunakan software Powersim 10. Pembuatan model dimulai dengan menyusun konfigurasi supply chain dan menggambarkan 3 aliran yaitu aliran uang, aliran material, dan aliran informasi. Kemudian dilakukan identifikasi variabel pada sistem dan dilanjutkan dengan pembuatan causal loop diagram untuk mengetahui hubungan antar variabel. Selanjutnya membuat stock and flow diagram berdasarkan causal loop diagram yang telah dibuat dan melakukan verifikasi dan validasi pada model. Setelah dilakukan verifikasi dan validasi, selanjutnya dilakukan skenario kebijakan. Hasil simulasi sistem dinamik dari kondisi eksisting menunjukkan bahwa alokasi pupuk bersubsidi pemerintah tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan petambak sehingga supplier pupuk membeli pupuk tambahan dari supplier lain. Skenario kebijakan yang dilakukan adalah supaya pemerintah menambah alokasi pupuk bersubsidi kepada petambak ikan bandeng. Hasil simulasi skenario peningkatan alokasi pupuk menunjukkan peningkatan keuntungan untuk supplier pupuk yang sebelumnya sebesar Rp 59.819.052 menjadi Rp 86.248.860, dan terdapat juga peningkatan keuntungan oleh petambak yang sebelumnya sebesar Rp 6.806.841.735 menjadi Rp 7.227.765.075. Berdasarkan hasil simulasi maka disarankan untuk pemerintah menambah alokasi pupuk bersubsidi kepada petambak ikan bandeng menjadi sebesar 35 ton untuk dapat memenuhi kebutuhan petambak.