Aplikasi Beberapa Dosis Npk Dan Kascing Pada Pertumbuhan Dan Hasil Tanaman Bayam Merah (Alternanthera Amoena Voss.)

Main Author: Artaningrum., Ajeng Ayuningtyas
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: , 2017
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/310/1/Ajeng%20Ayuningtyas%C2%A0Artaningrum.pdf
http://repository.ub.ac.id/310/
Daftar Isi:
  • Bayam merah merupakan salah satu komoditi sayuran hortikultura yang memiliki nilai komersial yang cukup tinggi Pengelolaan budidaya tanaman bayam merah dalam produksi skala besar masih jarang dilakukan petani. Salah satu usaha untuk meningkatkan produksi dan kualitas tanaman bayam yang baik dengan melakukan pemupukan. Penggunaan pupuk anorganik dapat menambahkan unsur hara serta lebih cepat terserap oleh tanaman, salah satu pupuk anorganik yaitu NPK. Pupuk NPK merupakan pupuk majemuk yang mampu mencukupi kebutuhan tanaman bayam merah. Kekurangan pupuk NPK ialah hanya mengandung unsur hara makro saja dan tidak mengandung unsur hara mikro, maka dari itu perlu ditambahkannya bahan organik untuk memenuhi unsur hara mikro yang dibutuhkan tanaman bayam merah. Bahan organik yang digunakan adalah kascing. Kascing merupakan bahan organik yang selain dapat memperbaiki sifat fisik, kimia, dan biologi tanah khususnya pada tanah yang kurang subur (Sembiring et al., 2013). Dengan demikian penggunaan kascing ini dapat mengurangi penggunaan pupuk anorganik juga dapat meningkatkan efisiensi pemupukan. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan kombinasi kascing dan NPK yang optimal sehingga dapat menggantikan kebutuhan pupuk NPK pada budidaya tanaman bayam merah. Hipotesis yang disajikan ialah pupuk kascing dapat digunakan untuk mensubstitusi penggunaan pupuk NPK pada budidaya tanaman bayam merah. Penelitian ini dilaksanakan di kebun percobaan Universitas Brawijaya, Kepuharjo, Malang pada bulan Oktober hingga Desember 2016. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan 6 perlakuan yaitu P1: 100% Pupuk NPK, P2: 80% Pupuk NPK + 20% Kascing, P3: 60% Pupuk NPK + 40% Kascing, P4: 40% Pupuk NPK + 60% Kascing, P5: 20% Pupuk NPK + 80% Kascing, dan P6: 100% Kascing. Setiap perlakuan diulang sebanyak 4 kali dan setiap perlakuan terdiri dari 12 polibag sehingga terdapat 288 polibag. Pengamatan dilakukan mulai umur 10 hari setelah tanam (HST) hingga umur 43 HST dengan interval pengamatan 10 hari sekali. Parameter pengamatan yang digunakan meliputi tinggi tanaman, jumlah daun, luas daun, bobot panen tanaman, bobot kering tanaman, dan laju pertumbuhan relatif. Analisa data menggunakan analisis ragam (ANOVA), apabila terdapat pengaruh nyata maka dilanjutkan dengan uji Beda Nyata Terkecil (BNT) pada taraf 5%. Berdasarkan hasil penelitian didapatkan kombinasi kascing dan NPK yang paling optimal dalam menggantikan kebutuhan pupuk NPK dan memberikan pengaruh terbaik dari segi agronomi tanaman bayam merah terdapat pada pemberian 40% dan 20% kascing dengan hasil bobot panen masing-masing 47,19 g dan 45,82 g. Sedangkan hasil rekapitulasi analisis ekonomi tanaman bayam merah pada semua perlakuan termasuk dalam kategori layak untuk dibudidayakan, namun apabila dilihat dari total keuntungan yang didapatkan perlakuan 100% kascing lebih menguntungkan dibandingkan dengan perlakuan lainnya