Analisis Risiko Kegagalan Pada Mesin Penunjang Boiler Dengan Menggunakan Metode Fault Tree Analysis (FTA) dan Analytic Hierarchy Process (AHP)
Main Author: | Vebriana, Monica Natalia Desi |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed |
Terbitan: |
, 2017
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/3060/ |
Daftar Isi:
- Dalam melakukan peningkatan hasil produksi seringkali menemui kendala seperti kerusakan pada mesin dan kerusakan pada fasilitas produksi yang dapat mengakibatkan kegagalan mesin. Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis adanya risiko yang terjadi pada kegagalan mesin penunjang boiler yang terdapat di PT. Molindo Raya Industrial, Lawang. Hasil dari penelitian diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi perusahaan dalam mengendalikan risiko yang terjadi pada kegagalan mesin penunjang boiler. Metode yang digunakan dalam menganalisis terjadinya risiko adalah Fault Tree Analysis (FTA) dan Analytic Hierarchy Process (AHP). Tujuan dari Fault Tree Analysis adalah untuk menentukan probabilitas dengan cara menganalisis setiap risk event guna mengetahui cara yang optimal dalam mencegah kegagalan terjadi kembali. Sedangkan Analytic Hierarchy Process (AHP) digunakan dalam menentukan impact score dengan cara pengambilan keputusan berdasarkan intuisi dan pengalaman secara sistematis. FTA dilakukan dengan cara diskusi dan wawancara kepada Kepala Bagian Maintenance dan Utility terkait dengan risk event beserta penyebabnya yang terjadi pada mesin penunjang boiler sedangkan AHP dilakukan dengan penyebaran kuesioner untuk mendapatkan skala perbandingan pada setiap risk event terkait dengan tingkat dampak yang diberikan untuk setiap risk event. Hasil penelitian menunjukkan penyebab terjadinya downtime tertinggi selama tahun 2016 pada mesin penunjang boiler sebesar 108 kali dengan frekuensi downtime sebesar 138,63 jam dengan 20 jenis risk event yang terbagi kedalam 8 jenis gangguan pada penunjang mesin boiler. Hasil FTA dan AHP menunjukkan bahwa nilai tertinggi terletak pada risk event stoker macet. Dari probability score maupun impact score diklasifikasikan dalam risk class dan dipetakan dalam risk matrix. Risk matrix brake motor bunyi terletak pada kode warna hijau yaitu risk class negible dengan probability bernilai 1 yang berarti very unlikely dan impact bernilai 3 yang berarti moderate. Risk matrix screw feeder belt putus terletak pada kode warna hijau yaitu risk class negible dengan probability bernilai 1 yang berarti very unlikely dan impact bernilai 3 yang berarti moderate. Risk matrix stoker macet terletak pada kode warna kuning yaitu risk class tolerable dengan probability bernilai 2 yang berarti unlikely dan impact bernilai 4 yang berarti high. Risk matrix belt pada conveyor putus terletak pada kode warna hijau yaitu risk class negible dengan probability bernilai 1 yang berarti very unlikely dan impact bernilai 3 yang berarti moderate. Risk matrix extractor macet terletak pada kode warna hijau yaitu risk class negible dengan probability bernilai 1 yang berarti very unlikely dan impact bernilai 3 yang berarti moderate. Pengendalian risk event dilakukan dengan cara perbaikan dan penjadwalan perawatan untuk setiap risk event. Penjadwalan dilakukan dengan memperhitungkan Mean Time Between Failure untuk kelima risk event tersebut. Perusahaan harus melakukan perawatan dan perbaikan untuk setiap komponen yang memerlukan pengendalian secara rutin sesuai dengan penjadwalan yang telah ditentukan untuk setiap mesin penunjang boiler.