Pemetaan Kesesuaian Daerah Budidaya Rumput Laut Kappaphycus Alvarezii Menggunakan Pendekatan Spatial Multi Criteria Analysis (Smca) Di Perairan Pulau Atauro, Dili, Timor-Leste
Main Author: | Marques, Fidelino Sousa |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 2017
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/3046/1/BAGIAN%20DEPAN.pdf http://repository.ub.ac.id/3046/2/BAB%20I..pdf http://repository.ub.ac.id/3046/3/BAB%20II..pdf http://repository.ub.ac.id/3046/4/BAB%20III..pdf http://repository.ub.ac.id/3046/5/BAB%20IV..pdf http://repository.ub.ac.id/3046/6/BAB%20V..pdf http://repository.ub.ac.id/3046/7/BAB%20VI..pdf http://repository.ub.ac.id/3046/8/DAFTAR%20PUSTAKA.pdf http://repository.ub.ac.id/3046/ |
Daftar Isi:
- Perairan pesisir Pulau Atauro merupakan kawasan unik yang memiliki keanekaragaman potensi sumberdaya perairan yang diperlukan analisis kesesuaian untuk budidaya rumput laut kappaphycus alvarezii. Tujuan penelitian ini, adalah (1). Menganalisis faktor lingkungan parameter fisiografi dan kimia (2). Menganalisis hubungan kepentingan (bobot) antar parameter lingkungan perairan yang berpotensi dan (3). Memetakan dan menganalisis kesesuaian perairan yang berpotensi untuk pengembangan budidaya rumput laut Kappaphycus alvarezii yang berkelanjutan di Pulau Atauro, Dili, Timor-Leste. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari dan Februari 2017 di perairan Pulau Atauro. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif yaitu melakukan survei lapang dengan cara mengamati, mengukur dan mengambil sampel parameter fisiografi dan kimia pada 55 titik lokasi di perairan pesisir Pulau Atauro. Titik-titik tersebut ditentukan koordinatnya dengan GPS. Analisis faktor lingkungan dengan pendekatan ekologis. Analisis hubungan kepetingan (bobot) antar parameter lingkungan perairan yang berpotensi menggunakan pendekatan dengan AHP metode Saaty. Analisis kesesuaian perairan dengan GIS menggunakan pendekatan Spatial Multi Criteria Analysis (SMCA). Hasil penelitian sebaran spasial nilai kisaran parameter fisografi dan kimia di perairan Pulau Atauro adalah (1). Parameter fisiografi, yaitu (a). Keterlindungan perairan: terlindung, cukup terlindung dan kurang terlindung; (b). Kecepatan arus sebesar 20–34.43 cm/s, rerata 27.71 cm/s ±SD 3.74. (c). Suhu sebesar 28–30.2oC, rerata 28.59oC ±SD 0.38. (d).Kecerahan sebesar 1.07–6.49 m, rerata 3.24 m ±SD 1.57. (e). Kedalaman sebesar 1.07–6.49 m, rerata 3.24 m ±SD 1.57. dan (f). Substrat terdiri dari pasir dan berbatu karang, pasir, karang dan lamun serta pasir dan lamun. dan (2). Parameter kimia, yaitu (a). Fosfat sebesar 0.15–0.3mg/l, rerata 0.23mg/l ±SD 0.02. (b). Nitrat sebesar 3–5 mg/l, rerata 3.2 mg/l ±SD 0.54. (c). COD sebesar 51–62 mg/l, rerata 56.36 mg/l ±SD 1.16. (d). BOD sebesar 2.51–2.64 mg/l, rerata 2.58 mg/l ±SD 0.02. (e). DO sebesar 6.05–9.91 mg/l, rerata 7.65 mg/l ±SD 0.42. (f). Salinitas sebesar 31–34 ppt, rerata 33.38 ppt ±SD 0.26. dan (g) pH sebesar 7–8.3. rerata 7.79 ±SD 0.25. Hasil analisis AHP menunjukan pembobotan yang berprioritas, antara lain (1). Parameter fisiografi dengan kedalaman 22%, suhu 20%, keterlindungan 16%, kecepatan arus 15%, kecerahan 14% dan Substrat 13%. (2). Parameter kimia dengan pH 25%, Salinitas 24%, Nitrat 13%, DO 12%, BOD 10%, Fosfat 9% dan COD 7%. dan (3). Parameter fisiografi dan kimia sama-sama memiliki nilai 50%. Hasil pemetaan dan analisis spasial kesesuaian perairan untuk budidaya rumput laut K.alvarezii yang tergolong sangat sesuai (S1) 419 ha, sesuai (S2) 415 ha, cukup sesuai (S3) 240 ha dan yang tidak sesuai (N) 86 ha. Berdasar kondisi riil budidaya rumput laut saat ini memperlihatkan kesesuaian perairan yang tergolong sangat sesuai (S1) 179 ha dan sesuai (S2) 214 ha.