Peramalan Tinggi Muka Air Bengawan Solo Hilir Ruas Bojonegoro-Lamongan Akibat Adanya Bendung Gerak Bojonegoro dengan Metode Jaringan Saraf Tiruan

Main Author: Faridhotin, Ima
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: , 2017
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/2941/1/Ima%20Faridhotin.pdf
http://repository.ub.ac.id/2941/
Daftar Isi:
  • Sungai Bengawan Solo merupakan sungai terbesar di Pulau Jawa, bagian hilir Bengawan Solo didaerah Bojonegoro, Tuban, Lamongan dan Gersik hampir setiap tahun banjir karena ketidakmampuan sungai mengalirkan debit banjir yang terjadi. Fluktuasi muka air di sungai Bengawan sangat berbeda, ketika musim kemarau di bagian hilir terjadi penurunan muka air yang cukup signifikan, maka untuk mengatasi berbagai permasalahan tersebut di bangun Bendung Gerak Babat tahun 2004 yang di operasikan untuk pemenuhan kebutuhan industri PT.Petrokimia Gersik, irigasi DI Leideng serta PDAM Lamongan. Sedangkan untuk mengatasi kekeringan di Bojonegoro dan sekitarnya pihak BBWS Bengawan Solo membangun Bendung Gerak Bojonegoro tahun 2012. Bangunan Bendung Gerak Bojonegoro akan mempengaruhi tinggi muka air di hulu Bendung Gerak Babat yang dikhawatirkan mengganggu pemenuhan kebutuhan air di daerah tersebut, maka pola operasi di Bendung Gerak Bojonegoro perlu disesuaikan dengan fluktuasi muka air di hulu Bendung Gerak Babat yang mempertahankan muka air di elevasi +2.00 m guna efektivitas penampungan, sedangkan untuk saat Bendung Gerak Bojonegoro yang diperuntukkan memenuhi kebutuhan industri Exxon Mobil Cepu, PDAM Bojonegoro dengan elevasi muka air minimum +8.50 m. Tujuan dari penelitian ini peramalan debit outflow Bendung Gerak Bojonegoro untuk mempercepat pengambilan keputusan dalam pengoperasian pintu air khususnya pada musim kemarau dengan metode Jaringan Syaraf Tiruan menggunakan data time series untuk pelatihan yang diharapkan mampu memperkirakan besaran debit yang harus dikeluarkan Bendung Gerak Bojonegoro agar tidak mengakibatkan kelebihan air di hulu Bendung Gerak Babat atau sebaliknya. Bentuk pemodelan JST untuk TMA BSH dilakukan dengan 2 kondisi yaitu sebelum (2008-2016) dan sesudah (2013-2016) adanya Bendung Gerak Bojonegoro dibangun, arsitektur JST yaitu MultiLayer Perceptron dengan menggunakan fungsi pelatihan Leverberg-Marquardt. Pada tahap pelatihan dengan bantuan software NeuroSolution 7.1. Training dengan hasil yang paling sesuai akan digunakan untuk menentukan pemodelan terbaik. Pelatihan dengan 500 epochs untuk prosentase data Training-Cross Validation-Testing (60-30-10)% dari keseluruhan data mempunyai kesesuaian yang terbaik dengan Kesalahan Ralatif (KR) 6,26% sebelum dan 6,70% sesudah Bendung Gerak Bojonegoro. Berdasarkan hasil analisis tinggi muka air Bengawan Solo Hilir dipengaruhi oleh operasional pintu Bendung Gerak Bojonegoro. Maka dilakukan peramalan TMA hulu Bendung Gerak Bojonegoro dengan metode JST dan arsitektur jaringan MultiLayer Perceptron. Pemodelan tersebut digunakan untuk meramalkan TMA hulu Bendung Gerak Bojonegoro bulan November-Desember 2016 dengan prosentase (70-20-10)% diperoleh KR 5,47%. Pada saat debit di pos Padangan > 500 m3/dt maka elevasi hulu Bendung Gerak Bojonegoro > +15.50 m dan pintu Bendung Gerak Babat akan dibuka penuh.