Analisis Faktor Risiko Ergonomi Dengan Metode Ergonomic Hazards Mapping System (EHMS)
Main Author: | Prayogo, Galih Eko |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 2017
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/2819/1/Prayogo%2C%20Galih%20Eko.pdf http://repository.ub.ac.id/2819/ |
Daftar Isi:
- Penelitian ini dilaksanakan di PT. Petrokimia Gresik yang merupakan sebuah perusahaan yang bergerak dalam bidang produksi pupuk. Fokus penelitian ini adalah analisis risiko faktor ergonomi dan lingkungan kerja yang berpotensi menimbulkan risiko. Menurut data yang diperoleh berdasarkan observasi langsung didapatkan potensi risiko pada bagian pengantongan pupuk ZA. Adapun potensi risiko muncul diantaranya aktivitas kerja menyebabkan kelelahan, terdapat keluhan sakit pada tubuh operator, lingkungan kerja yang kurang memadai, beban kerja berisiko menciderai operator, rancangan workstation yang tidak ergonomis, dan material anomium sulfate yang berpotensi menyebabkan paparan. Pada penelitian ini dilakukan analisis risiko faktor ergonomi dan lingkungan kerja dengan melakukan identifikasi accident, incident, illnesses, bagian tubuh yang terluka, hardware, software, physical environment, dan job organization dengan menggunakan metode Ergonomic Hazards Mapping System (EHMS). Setelah mengetahui risiko faktor ergonomi dan lingkungan kerja, peneliti melakukan perancangan mapping untuk mengetahui kondisi proses mana saja berbahaya dan dapat berpengaruh terhadap perkembangan gangguan musculoskeletal. Hasil dari penelitian ini menunjukkan pada bagian pengantongan pupuk ZA selama satu tahun terakhir tidak terdapat accident, terdapat 114 incident, dan terdapat keluhan nyeri dan sakit pada tubuh operator. Hasil perancangan mapping khususnya pada bagian pengantongan pupuk ZA diketahui dari faktor hardware terdapat 24 lokasi dengan tingkat waspada. Faktor software terdapat 8 lokasi dengan tingkat aman, 10 lokasi waspada, 6 lokasi bahaya. Faktor physical environment terdapat 24 lokasi dengan tingkat waspada. Faktor job organization terdapat 24 lokasi dengan tingkat bahaya. Dari 6 lini yang terdapat pada bagian pengantongan, bagian pengantongan ZA III bagian timur merupakan proses yang memiliki tingkat bahaya tertinggi. Pada proses pengantongan ZA III bagian timur menunjukkan bahwa faktor hardware terdapat potensi risiko pada lokasi proses kerja, faktor software menunjukkan operator tertekan dan berdampak stress, faktor physical environment terdapat parameter diluar NAB yaitu kebisingan, pencahayaan, dan kelembaban nisbi dengan nilai 90,3 dBA, 27 lux, dan 58%, faktor job organization didapatkan postur kerja operator dengan nilai akhir REBA 8. Pada proses penjahitan menunjukkan bahwa faktor hardware terdapat risiko bahaya pada lokasi proses kerja, faktor software menunjukkan operator tidak tertekan namun jenuh, faktor physical environment terdapat parameter diluar NAB yaitu pencahayaan dan kelembaban nisbi dengan nilai 100 lux dan 58%, faktor job organization didapatkan postur kerja operator dengan nilai akhir REBA 9. Pada proses loader menunjukkan bahwa faktor hardware terdapat risiko bahaya pada lokasi proses kerja, faktor software menunjukkan operator tertekan dan berdampak stress, faktor physical environment terdapat parameter diluar NAB yaitu pencahayaan dan kelembaban nisbi dengan nilai 35,8 lux dan 58%, faktor job organization didapatkan postur kerja operator dengan nilai akhir REBA 12. Kemudian diberikan rekomendasi dengan melakukan tindakkan pengendalian risiko, melakukan rolling posisi kerja, perbaikan postur kerja untuk postur duduk dan berdiri, dan perancangan kursi untuk operator pada proses pengantongan.