Optimasi Proses Eksraksi Kolagen Larut Asam Dari Limbah Sisik Ikan Bandeng (Chanos chanos, Forskal) Menggunakan Metode RSM-CCD (Respon Surface Methodology-Central Composite Design)

Main Author: Wahyu, Yus Isnainita
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: , 2017
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/2800/1/YUS%20ISNAINITA%20WAHYU.pdf
http://repository.ub.ac.id/2800/
Daftar Isi:
  • Ikan bandeng (milk fish) merupakan salah satu komoditas perikanan yang dikenal memiliki nilai ekonomis yang tinggi. Produksi budidaya Ikan Bandeng pada tahun 2013 sebanyak 626.878 ton meningkat sekitar 25% jauh lebih tinggi dibandingkan tahun 2012 sebanyak 421.757 ton. Peningkatan jumlah produksi ini secara langsung berimbas pada jumlah limbah dan hasil samping yang dihasilkan oleh industri pengolahan ikan. Industri pengolahan paling sedikit menghasilkan limbah kurang lebih 20% dari jumlah bahan baku (Kementerian Kelautan dan Perikanan, 2014). Kebutuhan kolagen beberapa tahun terakhir mengalami peningkatan, khususnya dalam bentuk kosmetik. Pasar anti aging di Asia Pasifik dengan memasukkan kolagen ke dalam kosmetik mencapai $ 16.444 milyar pada tahun 2015 dengan pertumbuhan hingga 21,21%. Penjualan kosmetik anti aging di Indonesia mencapai Rp. 4.438.800.000.000,- (Budiyanto, 2016). Penelitian dilakukan dalam dua tahap. Tahap pertama untuk menentukan waktu pretreatment yang tepat terhadap kadar protein terlarut dan kadar hidroksiprolin. Tahap kedua dilakukan untuk menentukan waktu dan konsentrasi CH3COOH optimal terhadap rendemen dan kadar hidroksiprolin dengan menggunakan metode Respon Surface Methodology Central Composite Design. Kolagen optimal yang dihasilkan selanjutnya dikarakterisasi dan dibandingkan dengan kolagen ikan komersial. Hasil penelitian tahap 1 menunjukkan bahwa proses waktu yang tepat untuk proses pretreatment yaitu selama 8 jam, hasil verifikasi menunjukkan kadar protein sebesar 160,67 mg/l dan kadar hidroksiprolin sebesar 3,8 mg/l. Proses ekstraksi kolagen pada tahap dua menunjukkan bahwa waktu optimum 61,30 jam dengan konsentrasi CH3COOH sebesar 0,66M. Hasil verifikasi menunjukkan bahwa rendemen optimal yang dihasilkan sebesar 0,737% dan kadar hidroksiprolin sebesar 7,223%. Karakteristik fisikokimia menunjukkan bahwa kolagen optimum memiliki kadar air 12,27%, kadar abu 0,77%, kadar protein 84,22%, derajat putih 89,24%,. Pengamatan terhadap gugus fungsi kolagen optimal menunjukkan kolagen memiliki gugus Amida A, amida I, amida II dan amida III. Analisa asam amino menunjukkan bahwa kolagen memiliki asam amino glisin, alanin, glutamate, prolin dan hidroksiprolin yang dominan. Analisa Diffrential Scanning Calorimetry menunjukkan bahwa suhu awal pelelehan sebesar 89,57°C dan suhu puncak pelelehan pada suhu 154,56°C. Analisa berat molekul dengan SDS PAGE menunjukkan pita protein dengan berat molekul 93,97kDa, 109,95 kDa, 117,07 kDa dan 193,23 kDa sedangkan kolagen komersial menunjukkan pita protein 65.83 kDa, 75.59 kDa, 86.42 kDa, 139.29 kDa.