Analisis Risiko K3 Pada Produksi Beton Dengan Metode Job Safety Analysis di PT Wijaya Karya Beton Pasuruan

Main Author: Heksipratiwi, Amalia Dyashinta
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: , 2017
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/2790/1/Amalia%20Dyashinta%20Heksipratiwi.pdf
http://repository.ub.ac.id/2790/
Daftar Isi:
  • PT. Wijaya Karya Beton Tbk Pasuruan adalah perusahaan yang memproduksi produk beton. Penerapan manajemen risiko K3 di PT WIKA Beton Pasuruan tidak tercapai sesuai target karena terjadi peningkatan jumlah kecelakaan kerja serta belum berhasil melakukan upaya dalam program menihilkan kecelakaan atau zero accident, dan potensi bahaya pada pekerjaan yang dianalisis dilakukan secara umum sehingga perlu dilakukan pemecahan pekerjaan secara lebih terperinci. Tujuan penelitian ini antara lain menganalisa dan mengetahui jenis kecelakaan kerja paling kritis yang harus diprioritaskan untuk ditangani lebih lanjut, mengidentifikasi dan menganalisa potensi bahaya yang memiliki tingkat risiko paling tinggi, serta menentukan solusi perbaikan dari potensi bahaya yang memiliki tingkat risiko paling tinggi atau memiliki nilai ekstrim sehingga dapat mengurangi kecelakaan kerja. Pada penelitian ini, analisis risiko dilakukan dengan metode Job Safety Analysis (JSA) dan Failure Mode and Effect Analysis (FMEA). Langkah dalam JSA digunakan sebagai tahapan dalam melakukan pengolahan data. Terdapat 4 langkah dalam JSA yaitu menentukan jenis pekerjaan, menguraikan pekerjaan menjadi langkah pekerjaan, mengidentifikasi bahaya pada setiap langkah pekerjaan, dan menentukan langkah penanganan risiko. Pada langkah pertama yaitu menentukan jenis pekerjaan digunakan metode FMEA untuk menentukan jenis pekerjaan yang akan menjadi prioritas penanganan. Pada analisis FMEA dilakukan analisis dan penilaian failure dari data kecelakaan kerja yang ada di perusahaan. Setelah mendapatkan jenis pekerjaan yang menjadi prioritas penanganan, kemudian pekerjaan tersebut diuraikan menjadi langkah pekerjaan. Langkah selanjutnya adalah mengidentifikasi potensi bahaya yang ada pada setiap langkah pekerjaan. Lalu langkah terakhir adalah menentukan langkah penanganan risiko yang dilakukan untuk mengendalikan potensi bahaya. Setelah dilakukan analisis dengan metode JSA dilakukan analisa risiko apa saja yang memiliki tingkat risiko ekstrim. Kemudian dari risiko bernilai ekstrim tersebut diberikan rekomendasi perbaikan lebih lanjut, dan dari risiko bernilai ekstrim dilakukan estimasi penurunan nilai risiko untuk mengestimasikan seberapa besar penurunan nilai risiko didapat apabila perusahaan menerapkan hasil rekomendasi perbaikan. Berdasarkan hasil analisis FMEA didapatkan 4 jenis kecelakaan kerja dengan RPN kritis yang harus diprioritaskan untuk ditangani lebih lanjut yaitu prioritas pertama punggung tertimpa cetakan, prioritas kedua kebakaran, prioritas ketiga badan terjepit produk dan cetakan, serta prioritas keempat kaki terlindas trolley. RPN dengan nilai paling kritis adalah prioritas pertama yaitu punggung tertimpa cetakan. Berdasarkan hasil analisis FMEA dipilih satu jenis kecelakaan kerja yang mempunyai nilai paling kritis atau menjadi prioritas pertama yaitu punggung tertimpa cetakan dimana kecelakaan tersebut terjadi di jalur 5 dalam proses pembuatan tiang pancang. Oleh karena itu worksheet JSA yang dibuat adalah untuk proses pembuatan tiang pancang. Berdasarkan hasil analisis JSA diketahui bahwa terdapat 23 potensi bahaya dengan tingkat risiko ekstrim yaitu risiko tersengat arus listrik, tabung kompressor meledak, tertimpa cetakan karena sling putus, dan lainnya. Rekomendasi yang dapat diberikan untuk perbaikan kecelakaan kerja adalah mengisolasi setiap peralatan listik yang digunakan, memasang safety valve pada tabung kompressor, dan sebagainya.