Eksplorasi Jamur Patogen Tanaman Ganyong (Canna edulis Ker.) Di Wilayah Malang
Main Author: | Syakdiah, Halimatun |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 2017
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/278/1/Halimatun%20Syakdiah.pdf http://repository.ub.ac.id/278/ |
Daftar Isi:
- Ganyong, Achira, atau Queensland Ganyong (Canna edulis Ker.) merupakan salah satu tanaman herba berumpun dan termasuk dalam umbi-umbian. Ganyong juga merupakan salah satu sumber makanan alternatif yang mengandung karbohidrat dan mineral tinggi. Produktivitas umbi ganyong cukup melimpah di wilayah Jawa Timur yaitu mencapai ± 700 ton/tahun yang tersebar diberbagai wilayah seperti Malang, Nganjuk, Ngawi, Trenggalek, Banyuwangi, dan Bojonegoro. Komoditas ganyong belum banyak dikembangkan di Indonesia, tetapi baru beberapa daerah yang mulai mengembangkannya sebagai potensi daerah dan diversifikasi pangan. Salah satu daerah yang sudah mulai mengembangkan ganyong adalah Jawa Barat, khususnya Kabupaten Ciamis sebagai sentra produksinya. Ganyong sering dimanfaatkan dalam bentuk pati. Pati ganyong saat ini memiliki peluang pasar yang terbuka untuk industri, baik industri pengolahan skala rumah tangga (UMKM) seperti pembuatan kue, egg roll, mie, soun, dsb hingga skala industri modern seperti industri makanan bayi sebagai bentuk diversifikasi produk dari komoditas ganyong. Untuk memenuhi kebutuhan pati ganyong, perlu ada pengembangan bubidaya tanaman ganyong dalam skala besar dan berkelanjutan. Ganyong pun tergolong mudah dibudidayakan karena tahan kekeringan, efisien dalam penggunaan nitrogen, mampu tumbuh pada tanah yang lembab, dan ternaungi. Sedangkan, penelitian faktor-faktor yang memengaruhi budidaya ganyong khususnya terkait patogen pada tanaman ganyong masih belum banyak dikembangkan. Patogen pada tanaman ganyong salah satunya disebabkan oleh jamur. Keragaman jamur patogen yang menyerang tersebut salah satunya disebabkan oleh faktor lingkungan. Setiap daerah tentu memiliki kondisi lingkungan yang berbeda-beda yang dipengaruhi oleh ketinggian datarannya. Salah satu daerah yang memiliki beragam ketinggian dataran dalam satu wilayah adalah Malang dan Malang merupakan salah satu sentra ganyong. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Penyakit Tumbuhan, Jurusan Hama dan Penyakit Tumbuhan, Universitas Brawijaya, Malang pada bulan Agustus 2016 sampai dengan Januari 2017. Metode penelitian ini menggunakan metode eksplorasi pada beberapa lokasi eksplorasi selanjutnya dilakukan isolasi, purifikasi, dan identifikasi di laboratorium, serta dilakukan postulat Koch. Ada tujuh lokasi pengamatan yaitu tiga lokasi di dataran tinggi (Batu, Ngantang, Pujon), tiga lokasi di dataran menengah (Pakis, Malang, Wajak), dan satu lokasi di dataran rendah (Gondanglegi). Pada setiap lokasi dilakukan pengambilan sampel tanaman bergejala pada daun, batang, maupun umbi ganyong. Hasil pengamatan akan disajikan berupa deskriptif dan analisis perhitungan intensitas penyakit pada setiap lahan. Terdapat jamur patogen pada tanaman ganyong yang berbeda pada dataran tinggi, menengah, dan rendah. Jamur patogen di dataran tinggi didominasi oleh jamur Puccinia sp. yaitu P. thaliae sedangkan pada dataran menengah dan rendah didominasi oleh jamur Fusarium sp. meliputi F. oxysporum, F. solani, dan F. moniliforme. Gejala penyakit akibat Puccinia sp. berupa serbuk atau pustul berwarna kuning pada permukaan atas dan bawah daun, sedangkan gejala penyakit akibat Fusarium sp. pada daun berupa daun berwarna kuning kecoklatan dan terdapat lesi-lesi berwarna hitam, pada umbi berupa busuk kering, dan pada pangkal batang berupa layu serta busuk.