Makna Ruang Sakral Gpib Immanuel Di Kota Malang
Main Author: | Siahaan, Apriani |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 2017
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/2757/1/BAGIAN%20DEPAN.pdf http://repository.ub.ac.id/2757/2/BAB%20I.pdf http://repository.ub.ac.id/2757/3/BAB%20II.pdf http://repository.ub.ac.id/2757/4/BAB%20III.pdf http://repository.ub.ac.id/2757/5/BAB%20IV.pdf http://repository.ub.ac.id/2757/6/BAB%20V.pdf http://repository.ub.ac.id/2757/7/DAFTAR%20PUSTAKA.pdf http://repository.ub.ac.id/2757/ |
Daftar Isi:
- Sebuah ruang ibadah pada sebuah gereja merupakan sebuah area yang memiliki tingkat kesaralan yang sangat tinggi dibandingkan dengan ruang yang lain dikarenakan fungsi ruang ibadah merupakan tempat melakukan prosesi peribadatan umat Kristen. Namun, sering kali jemaat yang datang untuk melakukan ibadah tidak mengerti makna ruang ibadah yang sesungguhnya memiliki peranan penting dalam keberhasilan ibadah. Makna dari para jemaat kemudian didekati secara strukturalisme - linguistik melalui rujukan teori semiotika Roland Barthes. Teori Roland Barthes mengolah sebuah makna umum yakni makna denotasi yang didapat dari Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) yang kemudian diolah ke dalam dua makna yakni konotasi dan mitos yang kemudian dikaitkan dengan latar belakang budaya responden. Makna ruang ibadah menjadi menarik dikaji dengan melihat bahwa penilaian akan rasa terhadap makna yang ditimbulkan oleh ruang ibadah terhadap seseorang berbedabeda. Dengan demikian penelitian membuat gambaran mental secara umum atau kondisi tentang makna sakral gereja dari sisi jemaat serta memberikan detail, dengan gambaran keakuratan yang tinggi tentang makna ruang sakral. Penelitian menggunakan metode deskriptif kualitatif. Pada penelitian menggunakan paradigma konstruktivisme, sedangkan pada bagian metodologi akan menggunakan studi kasus. Pengambilan data dilakukan dengan menggunakan metode yang sama yakni studi literatur, observasi dan wawacancara. Dalam metode wawancara, penulis mengambil responden secara random. Hal ini dilakukan untuk efisiensi waktu dan keadaan di mana ketika dilakukannya wawancara yang berlokasi GPIB Immanuel Malang, responden yang berada dilokasi menjadi responden penelitian. Dalam menganalisis data, metode yang digunakan yakni metode analisis konten yakni teknik symbol coding, yaitu mencatat lambang atau pesan secara sistematis, kemudian diberi interpretasi. Dengan demikian tahapan yang akan dilakukan yakni membuat transkripsi melalui hasil wawancara untuk dijadikan kode. Pada tahap akhir dilakukan analisis dengan pendekatan semiotika Roland Barthes yang untuk menemukan sebuah labelisasi. Dari penelitian yang telah dilakukan dengan pendekatan semiotika dan validasi terhadap keyperson dalam memaknai ruang ibadah GPIB Immanuel di Kota Malang, memiliki makna konotasi yakni megah, klasik dan unik pada struktur atap. Sedangkan pada mitos, ruang sakral dimaknai dengan nyaman, khusyuk, teduh, klasik, tata ibadah atau liturgi serta kontemplasi. Culture background yang dimiliki oleh responden dan keyperson diketahui bahwa culture background usia serta latar budaya merupakan faktor utama dalam mempengaruhi pemaknaan terhadap ruang ibadah. Dengan demikian makna sakral ruang ibadah tercipta oleh jemaat yang memiliki usia produktif yang dipengaruhi oleh latar belakang budaya, sehingga bagi jemaat dengan usia yang tidak produktif tidak menutup kemungkinan memiliki makna lain. Makna ruang sakral yang didapat dalam analisis merupakan makna yang tidak baku dengan kata lain merupakan makna yang fleksibel yang dapat berubah pada suatu kondisi ketika culture background responden berubah suatu waktu. Dengan demikian, makna ruang sakral bagi jemaat dengan usia produktif meliputi sifat megah, khusyuk, unik pada rangka atap, kontemplasi serta liturgi yang dipengaruhi kuat oleh faktor usia serta latar budaya.