Daftar Isi:
  • Sebuah bangunan dirancang untuk dapat mengakomodasi aktivitas dan memberikan lingkungan yang nyaman dan sehat bagi penggunanya. Bangunan pelayanan kesehatan harus memenuhi aspek standar pelayanan, keamanan, keselamatan, kenyamanan dan kesehatan kerja penyelenggaraan fasilitas kesehatan sehingga dapat berfungsi secara optimal. Salah satu aspek yang paling berpengaruh langsung terhadap pengguna bangunan adalah adalah aspek kenyamanan. . Kenyamanan bangunan yang dimaksud antara lain adalah kenyamanan ruang (spatial comfort), kenyamanan pandangan (visual comfort), kenyamanan akustik (accoustic comfort) dan kenyamanan termal (thermal comfort). Penelitian ini membahas tentang aspek-aspek kenyamanan bangunan dalam sebuah desain arsitektur dan pengaruhnya terhadap kenyamanan penggunanya. Penelitian ini dilakukan pada RSIA Melati Husada Kota Malang, Jawa Timur. Kenyamanan bangunan diukur berdasarkan 4 aspek utama yaitu kenyamanan ruang, kenyamanan visual, kenyamanan termal dan kenyamanan audio. Area amatan dibagi menjadi 2 (dua) yaitu area rawat jalan dan area rawat inap. Berdasarkan hasil kuesioner kondisi kenyamanan bangunan area rawat jalan dan rawat inap didominasi dengan kondisi baik dengan tingkat kenyaman pengguna sebesar 3,88 untuk area rawat jalan dan 3,90 untuk area rawat inap. Angka tersebut menunjukkan bahwa pengunjung merasa nyaman selama berada di area tersebut. Selain itu didapatkan pula hasil yang menunjukkan adanya perbedaan aspek kenyamanan bangunan yang mempengaruhi tingkat kenyamanan pengunjung pada kedua area amatan. Kenyamanan pengunjung area rawat jalan dipengaruhi oleh aspek kenyamanan ruang (ukuran perabot, desain perabot) dan kenyamanan termal (kondisi Suhu Ruang dan kondisi AC/Kipas). Sedangkan pada area rawat inap, kenyamanan pengunjung dipengaruhi oleh aspek Aspek Kenyamanan ruang dan visual (Ketersediaan jendela, silau cahaya lampu, ukuran perabot, jarak antar perabot, lebar tangga saat berpapasan, lebar koridor untuk disabilitas, dan tinggi pijakan tangga)