High Availability Controller Software Defined Network Menggunakan Heartbeat Dan DRBD
Main Author: | Purwiadi, Maskur |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 2017
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/2639/1/Purwiadi%2C%20Maskur.pdf http://repository.ub.ac.id/2639/ |
Daftar Isi:
- Model arsitektur jaringan yang digunakan saat ini sulit untuk menerapkan protokol baru karena bergantung pada vendor, sehingga muncul sebuah konsep yang mengatur kinerja sistem jaringan melalui software bernama SDN (Software Defined Network). SDN berfungsi memisahkan data-plane dan control-plane pada perangkat-perangkat jaringan seperti router dan switch, sehingga pemrograman perangkat-perangkat jaringan dapat dilakukan secara terpusat melalui sebuah controller. Controller mengatur forwarding table (flow-table) switch yang berfungsi meneruskan aliran paket komunikasi. Jika sebuah controller mati (offline), switch tidak dapat meneruskan aliran paket komunikasi dari suatu perangkat ke perangkat lain. Maka dibutuhkan suatu mekanisme untuk menjaga ketersediaan controller yang disebut High Availabillity Controller. High Availability Controller dapat dilakukan dengan mekanisme failover menggunakan Heartbeat dan DRBD (Distributed Replication Block Device). Heartbeat bertugas membagi dan menghubungkan controller menjadi controller utama dan controller backup. Sedangkan DRBD melakukan sinkronisasi keseluruhan controller utama dan backup secara realtime sehingga mekanisme failover dapat dilakukan. Pengujian dalam penelitian ini dilakukan dengan metode planned downtime, yaitu mematikan controller utama untuk mendapatkan downtime pada saat backup controller mengambil alih fungsi dari controller utama (proses failover) serta downtime pada saat controller utama aktif kembali (proses failback). Hasil pengujian yang diperoleh dari nilai rata-rata downtime POX controller saat terjadi proses failover sebesar 23.3 detik, dan 59,6 detik saat terjadiproses failback, sedangkan Opendaylight controller membutuhkan waktu sebesar 195 detik untuk proses failover dan 219 detik untuk proses failback. Berdasarkan waktu downtime yang cukup singkat, metode ini memiliki kemampuan yang cukup baik dalam konsep High Availability Controller dimana semakin banyak fitur yang dijalankan sebuah controller, semakin lama waktu downtime yang dihasilkan.