Daftar Isi:
  • PT. XYZ merupakan perusahaan manufaktur yang memproduksi tablet kemasan strip dimana dalam proses produksinya sering mengalami downtime akibat kerusakan mesin. Mesin STRIP02 memiliki downtime tertinggi, yaitu sebesar 48655 menit dalam periode satu tahun. Tingginya downtime berpengaruh pada tingkat efektivitas mesin STRIP02. Dalam mengurangi downtime tersebut, dilakukan pengukuran efektivitas mesin dan tindakan perbaikan mesin yang tepat agar dapat mengurangi downtime serta meningkatkan tingkat efektivitas mesin. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah Overall Equipment Effectiveness (OEE), Six Big Losses, Cause and Effect Diagram, Failure Mode and Effect Analysis (FMEA), Single Minute Exchange of Dies (SMED), dan 5-S. Tahapan yang dilakukan adalah mengukur tingkat efektivitas mesin STRIP02 dengan metode Overall Equipment Effectiveness (OEE), perhitungan Six Big Losses, mengidentifikasi penyebab dan dampak setiap losses dengan Cause and Effect Diagram, pemilihan kegagalan kritis dengan metode Failure Mode and Effect Analysis (FMEA), dan memberikan rekomendasi perbaikan untuk meningkatkan efektivitas mesin STRIP02. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata tingkat efektivitas mesin STRIP02 sebesar 44,35%, dengan rata-rata nilai availability rate 84,59%, performance rate 54,89%, dan rate of quality 95,33%. Losess yang memberikan pengaruh signifikan terhadap efektivitas mesin STRIP02 adalah reduced speed losses, setup and adjustment losses, idling and minor stoppage losses, breakdown losses, defect in process losses, dan reduced yield losses. Berdasarkan analisis FMEA, dapat diketahui kegagalan yang akan diperbaiki sesuai urutan prioritas adalah sealing roll overheat, stopper macet, sealing roll tidak rapat, waktu setting foyl lama, waktu setting coding lama, dan waktu setting awal lama. Rekomendasi perbaikan yang diberikan pada masing-masing kegagalan antara lain menambahkan termometer infrared serta melakukan training dan briefing tentang adjustment suhu untuk kegagalan sealing roll overheat, mengubah stasiun kerja operator sortir tablet menjadi seri untuk kegagalan stopper macet, memberikan briefing secara rutin tiap shift mengenai setting sealing roll untuk kegagalan sealing roll tidak rapat, mengurangi waktu setup dengan metode SMED pada waktu setup yang lama serta memberikan pengarahan kepada operator dalam penerapan 5-S untuk lebih baik lagi, dan memberikan toolbox pada mesin untuk mengurangi kerugian waktu operator mencari tools.PT. XYZ merupakan perusahaan manufaktur yang memproduksi tablet kemasan strip dimana dalam proses produksinya sering mengalami downtime akibat kerusakan mesin. Mesin STRIP02 memiliki downtime tertinggi, yaitu sebesar 48655 menit dalam periode satu tahun. Tingginya downtime berpengaruh pada tingkat efektivitas mesin STRIP02. Dalam mengurangi downtime tersebut, dilakukan pengukuran efektivitas mesin dan tindakan perbaikan mesin yang tepat agar dapat mengurangi downtime serta meningkatkan tingkat efektivitas mesin. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah Overall Equipment Effectiveness (OEE), Six Big Losses, Cause and Effect Diagram, Failure Mode and Effect Analysis (FMEA), Single Minute Exchange of Dies (SMED), dan 5-S. Tahapan yang dilakukan adalah mengukur tingkat efektivitas mesin STRIP02 dengan metode Overall Equipment Effectiveness (OEE), perhitungan Six Big Losses, mengidentifikasi penyebab dan dampak setiap losses dengan Cause and Effect Diagram, pemilihan kegagalan kritis dengan metode Failure Mode and Effect Analysis (FMEA), dan memberikan rekomendasi perbaikan untuk meningkatkan efektivitas mesin STRIP02. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata tingkat efektivitas mesin STRIP02 sebesar 44,35%, dengan rata-rata nilai availability rate 84,59%, performance rate 54,89%, dan rate of quality 95,33%. Losess yang memberikan pengaruh signifikan terhadap efektivitas mesin STRIP02 adalah reduced speed losses, setup and adjustment losses, idling and minor stoppage losses, breakdown losses, defect in process losses, dan reduced yield losses. Berdasarkan analisis FMEA, dapat diketahui kegagalan yang akan diperbaiki sesuai urutan prioritas adalah sealing roll overheat, stopper macet, sealing roll tidak rapat, waktu setting foyl lama, waktu setting coding lama, dan waktu setting awal lama. Rekomendasi perbaikan yang diberikan pada masing-masing kegagalan antara lain menambahkan termometer infrared serta melakukan training dan briefing tentang adjustment suhu untuk kegagalan sealing roll overheat, mengubah stasiun kerja operator sortir tablet menjadi seri untuk kegagalan stopper macet, memberikan briefing secara rutin tiap shift mengenai setting sealing roll untuk kegagalan sealing roll tidak rapat, mengurangi waktu setup dengan metode SMED pada waktu setup yang lama serta memberikan pengarahan kepada operator dalam penerapan 5-S untuk lebih baik lagi, dan memberikan toolbox pada mesin untuk mengurangi kerugian waktu operator mencari tools.