Pengaruh Ekstrak Daun Turi Merah Terhadap Penurunan Kadar Tnf-Α, Il-1β Dan Jumlah Koloni Bakteri Pada Ovarium Mus Musculus Nifas Yang Diinokulasi Staphylococcus Aureus
Daftar Isi:
- Indonesia masih tergolong penyumbang Angka Kematian Ibu (AKI) yang tinggi, dimana salah satu penyebabnya adalah kematian ibu karena infeksi yang terjadi pada masa nifas. Infeksi nifas terjadi karena masuknya organisme patogen (bakteri) melalui luka uterus maupun jalan lahir. Staphylococcus aureus merupakan salah satu bakteri penyebab terjadinya infeksi nifas, dimana bakteri ini melepaskan beberapa toksin antara lain eksotoksin dan beberapa komponen yang terdapat pada dinding selnya yaitu, peptidoglikan dan lipoteikoat acid (LTA) yang membuat respon inflamasi dimulai, kemudian direspon oleh makrofag dengan mengeluarkan sitokin proinflamasi seperti Tumor Necrosis Factor-Alpha (TNF-α) dan Interleukin 1-Beta (IL-1β). Dewasa ini pengobatan infeksi yang disebabkan Staphylococcus aureus menjadi tidak efektif dan jangka waktu pengobatannya menjadi lebih panjang, dikarenakan bakteri ini telah resisten terhadap beberapa jenis antibiotik. Sehingga dianggap penting untuk memanfaatkan bahan alam yang bermanfaat sebagai antibakteri untuk pengobatannya salah satunya daun turi merah yang diketahui memiliki kandungan saponin, flavoniod dan tanin. Penelitian ini bertujuan menganalisa pengaruh ekstrak daun turi merah terhadap penurunan kadar TNF-α, IL-1β dan jumlah koloni bakteri pada ovarium Mus musculus nifas yang diinokulasi Staphylococcus aureus. Jenis penelitian ini adalah true eksperimental dengan menggunakan pendekatan post tes only control grup design. Jumlah sampel 25 mencit dan dibagi menjadi 5 kelompok: kelompok kontrol negatif tanpa perlakuan, kelompok kontrol positif diinokulasi Staphylococcus aureus 5 x 107 CFU/ml secara intravaginal, dan 3 kelompok perlakuan dengan dosis ekstrak daun turi merah (P1: 125 mg/kgBB/hari, P2: 250 mg/kgBB/hari, P3: 500 mg/kgBB/hari) diberikan sebanyak 1cc/hari. Staphylococcus aureus diinokulasi pada mencit segera setelah partus atau 0 s/d 12 jam postpartum setelah 2 jam diinokulasi Staphylococcus aureus pada kelompok perlakuan diberikan ekstrak daun turi merah sesuai dengan dosis masing-masing pada tiap kelompok, dan sebelum diberikan ekstrak daun turi merah mencit ditimbang terlebih dahulu untuk membuat dosis yang sesuai, pemberian esktrak daun turi merah diberikan melalui sonde sebanyak 1 ml. Kadar TNF-α dan IL-1β diukur menggunakan metode ELISA dan jumlah koloni bakteri menggunakan metode kultur. Hasil uji statistik menunjukkan pemberian ekstrak daun turi merah dosis 125, 250, dan 500 mg/kgBB/hari mampu menurunkan TNF-α, IL-1β dan jumlah koloni bakteri pada ovarium pada Mus musculus nifas yang diinokulasi Staphylococcus aureus. Berdasarkan hasil pemeriksaan dengan metode kultur, kelompok yang diberikan dosis125 mg/kgBB/hari masih ditemukan adanya koloni bakteri, artinya dosis ini belum maksimal untuk menurunkan jumlah koloni bakteri pada Mus musculus nifas yang diinokulasi Staphylococcus aureus, akan tetapi pemberian ekstrak daun turi merah telah mampu menurunkan jumlah koloni Staphylococcus aureus pada ovarium dengan dosis 250 dan 500 mg/kgBB/hari. Hal ini menunjukkan bahwa ekstrak daun turi merah memiliki sifat anti bakteri dengan kandungan yang dimiliki yaitu, saponin, flavonoid dan tanin bekerja dengan menekan pertumbuhan bakteri dan mampu membuat sel bakteri lisis, sehingga membuat berkurangnya aktivasi sistem imun yang berpengaruh pada terjadinya penurunan sekresi sitokin proinflamasi seperti TNF-α dan IL-1β. Penelitian ini menyimpulkan bahwa dengan diinokulasi Staphylococcus aureus secara intravaginal selama 24 jam mampu membuat ovarium Mus musculus nifas terinfeksi dan dengan diberikan ekstrak daun turi merah viii mampu menurunkan kadar TNF-α, IL-1β dan jumlah koloni bakteri pada ovarium Mus musculus nifas yang diinokulasi Staphylococcus aureus.