Speaking Strategy Used By A Student With High Achievement In English Language Education Program Batch 2015 Universitas Brawijaya (Case Study)

Main Author: Putri, Letysia Nike
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: , 2017
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/2532/1/Putri%2C%20Letysia%20Nike.pdf
http://repository.ub.ac.id/2532/
Daftar Isi:
  • Berbicara adalah sebuah keterampilan yang memungkinkan pelajar untuk mengekspresikan makdsud dalam pada sebuah komunikasi. Sayangnya, pembelajar bahasa Inggris terkadang mengalami kesulitan untuk mengekspresikan idenya. Oleh karena itu, berbicara dianggap sebagai keterampilan yang paling sulit diantara empat keterampilan bahasa. Sehingga, hanya sedikit pelajar yang mempunyai penghargaan dalam berbicara. Dengan demikian, penelitian ini bertujuan untuk menemukan strategi berbicara yang digunakan oleh seorang mahasiswa dengan penghargaan dalam berbicara pada Program Pendidikan Bahasa Inggris angkatan 2015 di Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Brawijaya. Penelitian ini menggunakan metode studi kasus sebagai metode penelitian. Pemerolehan data menggunakan dua instrumen, wawancara dan daftar pertanyaan. Pada wawancara terdapat dua belas pertanyaan dan dua puluh lima pertanyaan untuk daftar pertanyaan. Kedua instrumen tersebut diadaptasi dari SILL (1989) yang terdiri dari memory strategy, cognitive strategy, compensation strategy, metacognitive strategy, affective strategy dan social strategy. Kedua instrumen tersebut diberikan kepada seorang mahasiswa yang memiliki penghargaan dalam berbicara, AHF. Hasil yang didapat dianalisa menggunakan data triangulasi. Temuan dari penelitian ini mengungkapkan bahwa subyek penelitian menggunakan tiga strategi. Pertama memory strategy. AHF sering membuat daftar kosakata dan menggunakan media lain seperti kamus elektrik serta menggunakan kata tersebut pada kalimat untuk mengingat kata. Kedua adalah metacognitive strategy. Dia membiasakan dirinya untuk berbicara bahasa Inggris pada setiap kesempatan dan mengoreksi kesalahan ketika berbicara. AHF juga menggunakan affective strategy dengan mendorong dirinya dirinya untuk berbicara dalam bahasa Inggris meskipun terkadang dia membuat kesalahan. Selain itu, dia sering memberi sebuah penghargaan terhadap dirinya sendiri ketika ia mampu berbicara bahasa Inggris dengan baik. Berdasarkan pada temuan, penulis mengyarankan kepada mahasiswa lain untuk mengadaptasi strategi berbicara tersebut dan untuk pengajaran bahasa Inggris, temuan tersebut dapat menjadi sebuah pilihan untuk mengajar berbicara.