Daftar Isi:
  • Stunting merupakan masalah kekurangan gizi kronis yang terjadi pada balita yang menyebabkan balita pendek dan terjadi retardasi pertumbuhan linear (RPL). Menurut WHO Child Growth Standart (2010) stunting didasarkan pada pada pengukuran panjang badan atau tinggi badan menggunakan batas Z score dengan indeks panjang badan dibanding umur (PB/U) atau tinggi badan dibanding umur (TB/U) < -2SD. Indonesia menduduki peringkat ke 5 dunia dan tertinggi di Asia dengan prevalensi stunting 37,2 % dimana terdapat 1 dari 3 balita mengalami stunting. Seribu hari pertama kehidupan merupakan titik kritis tumbuh kembang kekurangan nutrisi dan pengaruh lingkungan pada masa ini akan berakibat pada pertumbuhan fisik, perkembangan otak, dan mudah terserang penyakit. Faktor penyebab stunting salah satunya adalah bahan toksik (pestisida). Rotenon merupakan salah satu model pestisida alami yang memiliki mekanisme kerja menghambat proses respiratory chain kompleks I mitokondria menyebabkan penurunan produksi ATP dan peningkatan Reactive Oxigen Spesies (ROS). Kegagalan pembentukan ATP dapat menyebabkan gangguan pada sel-sel otot, sel saraf dan sel tulang. Pembentukan tulang melibatkan 2 proses yang dinamis yaitu osteoblastogenesis dan osteoklastogenesis, Protein yang yang bertanggung jawab dalam komunikasi osteoblas dan osteoklas adalah OPG dan RANKL. Peningkatan jumlah ROS menyebabkan aktivasi RANKL, aktivitas RANKL yang tinggi menyebabkan proses osteoklastogenesis lebih aktif dibandingkan dengan proses osteoblastogenesis.aktivitas Osteoblastogenesis ditandai oleh ekspresi OPG, sedangkan osteoklastogenesis ditandai dengan ekspresi RANKL. Pemberian antioksidan merupakan altenatif dalam pengobatan. Pegagan (Centella Asiatica) memiliki kandungan triterpen yang berfungsi sebagai antioksidan, antiinflamasi,vitamin dan mikronutrien yang dibutuhkan pada proses pertumbuhan.. Tujuan penelitian ini berdasar pada penelitian terdahulu yang dilakukan wijayanti dan Ridlayanti,(2016) yang membuktikan bahwa rotenon mampu menginduksi stunting larva zebrafish, namun hasil yang didapatkan belum maksimal. Pada penelitian ini terbukti bahwa konsentrasi 12,5 ppb mampu menyebabkan stunting. Berdasarkan penelitian sebelumnya pegagan mampu meningkatkan panjang badan larva zebrafish melalui peningkatan ekspresi BDNF dan penurunan ekspresi Bax dan Hsp60. Sehingga penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian ekstrak etanol pegagan (Centella Asiatica) terhadap stunting larva zebrafish yang diinduksi rotenon melalui ekspresi OPG dan RANKL. Metode penelitian ini menggunakan eksperimental murni dengan desain post test only control group menggunakan hewan coba embrio zebrafish sebanyak 300 embrio, masing-masing kelompok terdiri dari 20 embrio dengan pengulangan 3x, terbagi dalam 5 kelompok yaitu kelompok kontrol negatif (tanpa paparan rotenon), kontrol positif (dipapar rotenon 12,5 ppb), kelompok perlakuan embrio yang dipapar rotenon 12,5 ppb dengan penambahan ekstrak pegagan 1,25μg/ml;2,5 μg/ml;5 μg/ml). Paparan dilakukan sejak 2 sampai 72 hpf (hour post fertilization) dan diamati sampai usia 9 dpf (day post fertilization). Pengamatan dilakukan dengan mengukur panjang badan pada usia 3, 6 dan 9 dpf menggunakan software Image Raster 3. Terminasi dilakukan pada usia 9 dpf untuk pengamatan ekspresi OPG dan RANKL. Ekspresi diamati melalui pewarnaan Imunohistokimia wholemount dengan pewarna DAB (diamino benzidine), densitas warna coklat dikuantifikasi menggunakan software Image J 1.50. Hasil penelitian didapatkan pada usia 3 dpf tidak ada perbedaan panjang badan pada kelompok kontrol dan kelompok rotenon(p=0,065) hal ini analog dengan bayi baru lahir, pada usia 6 dan 9 dpf terdapat perbedaan panjang badan yang signifikan antara kelompok rotenon dengan kelompok kontrol (p=0.000). Pengukuran ekspresi OPG dan RANKL pada 9 dpf menunjukan penurunan ekspresi OPG dan peningkatan ekspresi RANKL dengan nilai p value= 0,000 antara kelompok rotenon dibandingkan dengan kelompok kontrol. Pada kelompok rotenon pegagan 1,25μg/ml;2,5 μg/ml;5 μg/ml terdapat perbedaan panjang badan yang signifikan antara kelompok rotenon dengan kelompok pegagan 2,5 μg/ml dan5 μg/ml (p=0.000). Hasil Uji one way anova pada ekspresi OPG dan RANKL di 9 dpf menunjukkan perbedaan signifikan ekspresi OPG( P=0.000) dan RANKL(p=0.000) pada semua kelompok pegagan 1,25μg/ml;2,5 μg/ml;5 μg/ml peningkatan konsentrasi pegagan dapat meningkatkan ekspresi OPG serta peningkatan konsentrasi pegagan menurunkan ekspresi RANKL. Korelasi antara pegagan dan OPG bernilai positif dan kuat sedangkan pada korelasi pegagan dan RANKL didapatkan korelasi negatif kuat. Kesimpulan dalam penelitian ini adalah pemberian rotenon [12,5ppb] menyebabkan terjadinya stunting, pemberian ekstrak pegagan (Centella asiatica)dapat mencegah terjadinya stunting, meningkatkan ekspresi OPG dan menurunkan ekspresi RANKL. Konsentrasi yang memberikan efek signifikan adalah pegagan 2,5 μg/ml dan 5 μg/ml.