Pengaruh Ekstrak Etanol Pegagan (Centella Asiatica) Terhadap Ekspresi Glucose Transporter 1 (Glut 1) Dan Osteocalsin Pada Stunting Larva Ikan Zebra (Danio Rerio) Akibat Induksi Rotenon

Main Author: Yuningsih, -
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: , 2017
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/2472/1/YUNINGSIH.pdf
http://repository.ub.ac.id/2472/
Daftar Isi:
  • Stunting adalah suatu keadaan dimana indeks panjang badan menurut umur (PB/U) atau tinggi badan dibagi umur rata-rata kurva pertumbuhannya <-2 SD dari ratarata pertumbuhan normal. Prevalensi Stunting di Indonesia mengalami kenaikan dari 35,6 % (2010) menjadi 37,2 % (2013) dan merupakan negara tertinggi di Asia Tenggara, oleh sebab itu diperlukan perhatian khusus karena memberi dampak terhadap SDM generasi penerus bangsa sehingga dapat terjadi penurunan perekonomian negara. Faktor penyebab terjadinya Stunting adalah kekurangan nutrisi dan paparan pestisida. Rotenon adalah salah satu jenis pestisida yang dapat mengakibatkan terjadinya stress oksidatif karena peningkatan ROS. Rotenon menghambat kompleks I mitokondria berakibat ATP berkurang, terlepasnya Cytocrom-c, aktivasi caspase 3, fragmentasi DNA sehingga terjadi apoptosis. Adanya ROS yang meningkat mempengaruhi GLUT 1 sebagai transporter glukosa dari luar kedalam sel untuk semua sel termasuk sel untuk pertumbuhan tulang osteocalsin. Untuk mengatasi adanya ROS maka diperlukan antioksidan. Bahan aktif dalam pegagan diantaranya adalah terdapat antioksidan, vitamin, anti apoptosis, mikronutrien dan makronutrien yang dibutuhkan tubuh untuk proses tumbuh kembang. Penelitian ini berdasarkan penelitian terdahulu yang telah dilakukan Ridlayanti, (2016) dan Wijayanti, (2016) yang menjelaskan bahwa rotenon konsentrasi 10 ppb dapat menyebabkan terjadinya Stunting pada larva ikan zebra, tetapi belum mendapatkan hasil yang maksimal. Pada penelitian tersebut juga dibuktikan adanya penambahan ekstrak pegagan dapat mencegah terjadinya Stunting melalui peningkatan ekspresi BDNF dan dapat mencegah terjadinya apoptosis dengan menurunnya ekspresi BAX dan Hsp60. Pada penelitian ini membuktikan rotenon 12,5 ppb dapat menyebabkan terjadinya Stunting dan penambahan ekstrak pegagan dapat meningkatkan panjang badan pada larva ikan zebra yang diinduksi rotenon melalui ekspresi GLUT 1 dan osteocalsin. Metode pada penelitian ini adalah eksperimental dengan menggunakan hewan coba ikan zebra sebanyak 20 embrio tiap kelompok yang diinduksi rotenon 12,5 ppb yang diberikan mulai 2 hpf sampai 72 hpf. Kelompok Perlakuan terdiri dari 5 kelompok yaitu kelompok kontrol, kelompok rotenon, kelompok rotenon, kelompok rotenon+ekstrak pegagan konsentrasi 1,25 μg/ml, kelompok rotenon+ekstrak pegagan konsentrasi 2,5 μg/ml dan kelompok rotenon+ekstrak pegagan konsentrasi 5 μg/ml. Embrio diikuti perkembangannya dengan mengukur panjang badan dan rasio panjang kepala terhadap badan pada usia 3, 6, 9 dpf dengan menggunakan Software Image Raster 3. Pengukuran ekspresi GLUT 1 dan osteocalsin pada usia 9 dpf dengan menggunakan wholemount imunohistokimia dengan pewarnaan DAB yang kemudian muncul warna coklat yang diukur dengan Software Image J melalui penghitungan integrated density dalam satuan pixel. Hasil penelitian yang telah dilakukan didapatkan hasil larva ikan zebra yang diinduksi rotenon saat usia 3 dpf yang analog dengan bayi baru lahir antara kelompok kontrol dan kelompok rotenon tidak ada perbedaan signifikan pada panjang badannya. Sedangkan pada 6 dpf yang analog dengan anak usia 2 tahun terdapat perbedaan panjang badan yang signifikan (p-value=0.05) antara kelompok kontrol dan kelompok rotenon dengan perbedaan panjang badan >2 SD dari kelompok kontrol. Begitupun juga pada usia 9 dpf yang analog dengan 8 tahun antara kelompok kontrol dan kelompok rotenon terdapat perbedaan panjang badan signifikan selisih > 2 SD. Dari data hasil penelitian tersebut dapat ditarik kesimpulan rotenon konsentrasi 12,5 ppb dapat menyebabkan terjadinya Stunting. Pada usia 3 dpf tidak terdapat perbedaan signifikan pada semua kelompok tidak hanya pada kelompok kontrol dan rotenon tetapi juga pada kelompok rotenon+ekstrak pegagan 3 konsentrasi berbeda (1,25 μg/ml ; 2,5 μg/ml ; 5 μg/ml) yang diberikan secara bersamaan. Rotenon+pegagan konsentrasi 1,25 μg/ml belum dapat memberikan perbedaan panjang badan signifikan dengan kelompok rotenon sedangkan konsentrasi 2,5 μg/ml dan 5 μg/ml terdapat perbedaan signifikan saat usia 6 dpf dan 9 dpf. Dari data tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa pegagan konsentrasi 2,5 μg/ml dan 5 μg/ml dapat meningkatkan panjang badan larva ikan zebra yang diinduksi rotenon. Adanya pertambahan panjang badan seiring dengan peningkatan ekspresi pada GLUT 1 dan Osteocalsin pada pegagan konsentrasi 2,5 μg/ml dan 5 μg/ml. Ekspresi GLUT 1 dan osteocalsin pada kelompok kontrol dan rotenon terjadi perbedaan signifikan dimana kelompok rotenon mengalami penurunan ekspresi secara signfikan dari kelompok kontrol. Peningkatan konsentrasi pegagan dengan ekspresi GLUT 1 menunjukkan korelasi yang positif dan sangat kuat (0.873) begitu pula dengan ekspresi osteocalsin menghasilkan korelasi positif dan kuat (0.671). Peningkatan ekspresi GLUT 1 dan osteocalsin yang dihubungkan dengan peningkatan panjang badan mempunyai korelasi positif dan kuat. Sedangkan korelasi antara ekspresi GLUT 1 dan osteocalsin mempunyai korelasi positif dan kuat (0.735). Kesimpulan pada penelitian ini adalah rotenon konsentrasi 12,5 ppb dapat menyebabkan terjadinya Stunting pada larva ikan zebra. Penambahan ekstrak etanol pegagan dapat meningkatkan panjang badan dan mencegah Stunting melalui peningkatan ekspresi GLUT 1 dan osteocalsin.