A Corpus-Based Critical Discourse Analysis Of Basuki Tjahaja Purnama’s Blasphemy Case By International Online News Media

Main Author: Anggaini, Devi Yanti
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: , 2017
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/2466/1/Devi%20Yanti%20Anggaini.pdf
http://repository.ub.ac.id/2466/
Daftar Isi:
  • Analisis wacana kritis adalah suatu pendekatan interdisipliner terhadap studi analisis wacana yang berfokus pada penggunaan bahasa dalam praktik sosial. Studi ini meneliti bagaimana representasi Basuki Tjahaja Purnama dalam pemberitaan kasus dugaan penistaan agama yang dtujukan kepadanya pada media berita online internasional. Dengan menggunakan gabungan antara metode linguistic korpus dan pendekatan ideologi wacana kritis Van Dijk (2000), satu permasalahan yang akan dijawab dalam studi ini adalah bagaimana pilihan kata yang digunakan untuk merepresentasikan Basuki Tjahaja Purnama dalam memberitakan kasus dugaan penistaan agama di media berita internasional online. Studi ini meneliti wacana berita mengenai kasus dugaan penistaan agama Basuki Tjahaja Purnama yang terdapat dalam 19 artikel di media berita internasional online. Studi ini menggunakan metode linguistik korpus dan kerangka teori ideologi analisis wacana Van Dijk (2000). Metode linguistic korpus sendiri berperan sebagai suatu alat yang digunakan untuk menganalisis pilihan kata yang digunakan dalam suatu wacana dengan membahas kolokasi dan prosodi yang digunakan dalam wacana berita tersebut. Sedangkan teori ideologi analisis wacana digunakan untuk menganalisis bagaimana ideologi media internasional dalam memberitakan kasus dugaan penistaan agama Basuki Tjahaja Purnama melalui analisis pilihan kata yang digunakan. Dalam studi ini ditemukan bahwa terdapat beberapa pilihan kata pada pemberitaaan kasus penistaan agama Basuki Tjahaja Purnama yang dikategorikan dalam pilihan kata positif dan pilihan kata negatif. Pilihan kata yang berkolokasi positif dengan Basuki Tjahaja Purnama seperti, etnis Cina, minoritas kristen, sekutu presiden, reformer, dan frontrunner merepresentasikan Basuki Tjahaja Purnama secara positif dan disebut positive self-presentation, sedangkan kata yang berkolokasi negatif dengan kata Purnama atau Ahok misalnya tangkap, protes, penjarakan, dan gantung diatributkan kepada Basuki Tjahaja Purnama secara tidak langsung melalui kutipan-kutipan aktor berita lain, hal tersebut disebut dengan istilah negative other-presentation. Kesimpulan dari studi ini membuktikan bahwa dalam meberitakan kasus penistaan agama Basuki Tjahaja Purnama media berita online internasional menghasilkan ideologi tentang adanya diskriminasi terhadap Basuki Tjahaja Purnama sebagai kelompok minoritas. Peneliti selanjutnya mungkin dapat melakukan penelitian yang sama mengenai analisis wacana kritis menggunakan metode linguistik korpus pada jenis wacana lain seperti menggunakan pendekatan analisis wacana kritis yang berbeda misalnya seperi pendekatan wacana historis Wodak.