Analisis Produktivitas Pada Departemen Weaving PT. Behaestex Menggunakan Metode Objective Matrix dengan AHP dan FMEA
Main Author: | Sani, Naufal |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 2017
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/2446/1/BAGIAN%20DEPAN.pdf http://repository.ub.ac.id/2446/2/BAB%20I.pdf http://repository.ub.ac.id/2446/3/BAB%20II.pdf http://repository.ub.ac.id/2446/4/BAB%20III.pdf http://repository.ub.ac.id/2446/5/BAB%20IV.pdf http://repository.ub.ac.id/2446/6/BAB%20V.pdf http://repository.ub.ac.id/2446/7/DAFTAR%20PUSTAKA.pdf http://repository.ub.ac.id/2446/ |
Daftar Isi:
- Industri tekstil yang semakin strategis mendorong perusahaan untuk meningkatkan produktivitas agar dapat bersaing dengan perusahaan lainnya, termasuk didalamnya PT. Behaestex. Permasalahan pada perusahaan dalam meningkatkan produktivitasnya adalah efektivitas produk jadi yang dihasilkan tahun 2016 yaitu 76,843% dan penggunaan bahan baku benang tahun 2016 melebihi perencanaan. Salah satu departemen yang penting terhadap produktivitas perusahaan adalah Weaving yang mengalami permasalahan proses penenunan dibawah target. Tujuan dari penelitian ini adalah mengukur tingkat produktivitas departemen Weaving, mengetahui permasalahan penurunan produktivitas, menganalisis penyebab permasalahan tersebut dan memberikan rekomendasi perbaikan kepada perusahaan pada indikator dibawah target perusahaan. Pada penelitian ini dilakukan pemilihan indikator dan pembobotan dengan menggunakan metode AHP. Nilai maksimum, minimum, target dan rata-rata dari perhitungan indikator digunakan untuk penentuan level 10, 8, 3 dan 0 pada tabel OMAX. Hasil nilai pengoperasian OMAX digunakan untuk mengevaluasi produktivitas total per bulan dan produktivitas parsial tiap indikator. Permasalahan penyebab penurunan produktivitas didapatkan berdasarkan evaluasi produktivitas parsial tiap indikator. Permasalahan, penyebab dan akibat tersebut dianalisa lebih lanjut menggunakan metode FMEA. Hasil penelitian terdapat 9 indikator terpilih. Indikator tersebut diukur menggunakan metode OMAX untuk mengukur nilai produktivitas dan indeks produktivitas per bulannya. Pada evaluasi produktivitas total, nilai produktivitas mengalami fluktuatif dari bulan Januari 2016 sampai Juli 2016. Kemudian untuk bulan selanjutnya sampai Desember 2016 mengalami peningkatan. Nilai produktivitas tersebut juga mempengaruhi indeks produktivitas pada bulan tersebut dengan bulan sebelumnya. Hasil evaluasi produktivitas parsial terdapat 5 indikator produktivitas yang tidak mencapai target (level 8) perusahaan pada bulan Desember 2016 yaitu B, C, E, F dan I. Permasalahan utama 5 indikator tersebut adalah penggunaan material benang yang tidak efisien, penggunaan listrik yang tidak efisien, banyaknya cacat yang dihasilkan saat proses produksi berlangsung dan banyaknya downtime mesin yang terjadi. Permasalahan tersebut dicari penyebab kegagalan, akibat, sebab dan dihitung nilai RPN tiap kegagalan terjadi. Kegagalan yang melebihi nilai RPN kritis dengan nilai yaitu 124 diberikan rekomendasi perbaikan lebih lanjut. Rekomendasi perbaikannya adalah memberikan checklist kepada operator maintenance bagian mesin yang perlu diperbaiki, dan melakukan setup time 1 jam sebelum proses produksi dimulai kemudian melakukan proses tersebut ketika tekanan angina sudah mencapai 6 bar, tegangan >395 Volt dan suhu oli 360C-380C untuk kompresor.