Perubahan Musim Tangkapan Dan Strategi Adaptasi Rumah Tangga Nelayan Di Dusun Sendang Biru Desa Tambakrejo Kecamatan Sumbermanjing Wetan Kabupaten Malang

Main Author: Nurviandari, Winda
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: , 2017
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/2391/1/Winda%C2%A0Nurviandari.pdf
http://repository.ub.ac.id/2391/
Daftar Isi:
  • Dusun Sendang Biru dikenal sebagai desa nelayan karena merupakan daerah pesisir dan sebagian besar penduduknya bekerja sebagai nelayan. Pekerjaan nelayan di Dusun Sendang Biru dipengaruhi oleh adanya dua musim yaitu musim angin timur atau nimuran dan musim angin barat atau baratan. Saat nimuran nelayan dapat melakukan penangkapan ikan dikarenakan cuaca mendukung dan bersahabat. Keadaan sebaliknya saat baratan cuaca tidak mendukung untuk melaut karena angin kencang dan gelombang tinggi. Perubahan musim tangkapan dapat mempengaruhi pemenuhan kebutuhan ekonomi rumah tangga para nelayan. Oleh karena itu dalam studi ini, penulis akan menjawab rumusan masalah yaitu : bagaimana pola strategi adaptasi rumah tangga nelayan menghadapi perubahan musim tangkapan dalam pemenuhan kebutuhan ekonomi rumah tangga di Dusun Sendang Biru, Kabupaten Malang. Penelitian ini bersifat kualitatif dengan menggunakan metode studi kasus dan melakukan penelitian terhadap rumah tangga nelayan yang menetap di Dusun Sendang Biru. Tehnik pengumpulan data dilakukan yaitu dengan cara observasi, observasi partisipasi dan wawancara. Analisis data yang digunakan penulis menggunakan konsep strategi adaptasi oleh John W Bennet. Hasil penelitian yang didapatkan penulis di Dusun Sendang Biru ialah, nelayan melakukan adaptasi dan coping mechanism untuk tetap bisa bertahan memenuhi kebutuhan ekonomi rumah tangganya. Pola adaptasi yang dilakukan nelayanyaitu pertama, menyesuaikan diri dengan keadaan lingkungannya dengan menyiasati cuaca atau nyolong-nyolong melaut menggunakan perahu payangan. Adaptasi kedua yang dilakukan ialah menjadi adiman perahu lain atau memanfaatkan perahu jukung bagi yang memiliki untuk mencari komoditas ikan yang hanya ada pada saat baratan. Ketiga, bagi yang memiliki lahan pertanian, mereka menggarap lahan pertaniannya sendiri atau menggarap lahan tetelan. Sedangkan secara coping mechanism yang dilakukan rumah tangga nelayan yaitu mengandalkan penghasilan suaminya yang bekerja di sektor lain misalnya menjadi buruh bangunan (yang bersifat sementara). Coping mecanism yang juga dilakukan yaitu mereka melakukan migrasi atau perpindahan lokasi penangkapan ke daerah lain. Usaha lain yang sering digunakan sebagai coping mechanism terkait pemenuhan kebutuhan ekonomi berkaitan dengan pemanfaatan jaringan sosial suami atau istri nelayan. Jaringan sosial itu sendiri berupa peran perempuan yang mengikuti kegiatan arisan, tabungan, serta meminjam kepada juragan, pengambek, blantik, dan cegatan masing-masing rumah tangga nelayan.