Analisis Penempatan Static VAR Compensator (SVC) dalam Sistem Interkoneksi Jawa-Bali 500 kV dengan Metode Bus Participation Factor
Main Author: | Aulia, Fitrah |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 2017
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/2384/1/Fitrah%C2%A0Aulia.pdf http://repository.ub.ac.id/2384/ |
Daftar Isi:
- Kebutuhan listrik di Indonesia saat ini cukup tinggi sehingga pemerintah membuat program menaikan kapasitas listrik sebesar 35000 MW dalam kurun waktu 5 tahun yaitu dari tahun 2014-2019. Menurut data dari PLN, perkembangan ekonomi meningkat 6-7% pertahun sehingga kebutuhan listrik akan meningkat 7000 MW pertahun. Pembangunan pembangkit listrik tentunya memerlukan sistem transmisi yang baik untuk mendistribusikan kebutuhan listrik agar sampai pada konsumen dan dapat dimanfaatkan secara maksimal. Pendistribusian listrik ke wilayah-wilayah yang ada di Indonesia terutama wilayah yang masih sulit dijangkau dengan transportasi merupakan tantangan, karena pada sistem transmisi inilah yang cukup banyak mengalami gangguan. Static VAR Compensator adalah salah satu jenis alat FACTS (Flexible Alternating Current Transmission System) yang berfungsi untuk mengontrol kualitas daya elektrik serta pemanfaatan yang lebih baik pada sistem daya. FACTS device ini mempunyai beberapa keuntungan diantaranya meningkatkan kemampuan transmisi daya, meningkatkan stabilitas sistem dan ketersediaan sistem, meningkatkan faktor daya dan mengurangi susut pada saluran transmisi. Pada sistem Jawa-Bali yang diambil pada tanggal 19 Februari 2016 pada pukul 19.30 WIB yang bersumber dari PT. PLN Pusat Pengaturan Beban (P2B) yang berada di Gandul, Cinere, Depok. Dari analisis yang telah dilakukan, terdapat beberapa bus yang tidak memenuhi syarat standar yang sudah ditetapkan pada batas 0,95 p.u sampai dengan 1.05 p.u. yaitu yang terdapat pada bus 14, bus 19 dan bus 20. Setelah penambahan SVC sebesar 132,612 MVAR, tegangan bus naik pada bus 14 dari 0,949 p.u menjadi 0,956 p.u., pada bus 19 dari 0,941 p.u menjadi 0,996 p.u dan bus 20 tegangan naik dari 0,937 p.u menjadi 0,955 p.u. dan rugi-rugi daya aktif menurun dari 261,098 MW menjadi 255,875 MW dan rugi daya reaktif turun dari 2302,619 MVAR menjadi 2246,432 MVAR.