Daftar Isi:
  • Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi sifat pertumbuhan dalam menurunkan kemiskinan, disparitas pendapatan, dan penyerapan tenaga kerja serta menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhinya di 9 kabupaten/kota Provinsi Bali selama periode tahun 2007 hingga 2015. Selain itu, penelitian ini juga bertujuan untuk mengetahui pengaruh sifat pertumbuhan terhadap distribusi pendapatan 40 persen masyarakat termiskin. Untuk mengidentifikasi sifat pertumbuhan digunakan indeks Poverty Equivalent Growth Rate (PEGR). Sementara untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi sifat pertumbuhan dalam menurunkan kemiskinan, disparitas pendapatan, dan penyerapan tenaga kerja serta pengaruh sifat pertumbuhan terhadap distribusi pendapatan 40 persen masyarakat termiskin digunakan alat analisis regresi data panel. Hasil penelitian menunjukkan bahwa daerah-daerah dengan sektor utama pertanian cenderung memiliki pertumbuhan yang bersifat pro-poor dalam menurunkan kemiskinan dan disparitas pendapatan sedangkan cenderung bersifat anti poor dalam penyerapan tenaga kerja. Daerah-daerah tersebut adalah Kabupaten Jembrana, Tabanan, Klungkung, Bangli, Karangasem, dan Buleleng. Kebalikannya, daerah dengan potensi pariwisata yang tinggi, yaitu Kabupaten Badung, Gianyar, dan Kota Denpasar memiliki kecenderungan memiliki pertumbuhan yang pro-poor dalam penyerapan tenaga kerja, sedangkan anti poor dalam menurunkan kemiskinan dan disparitas pendapatan. Variabel-variabel yang diuji pengaruhnya terhadap pro-poor growth dalam menurunkan kemiskinan diantaranya adalah penduduk yang berpengaruh negatif dan signifikan, pendapatan per kapita yang berpengaruh positif dan signifikan, angka partisipasi sekolah (APS) yang tidak berpengaruh signifikan, dan pengeluaran pemerintah yang berpengaruh negatif dan signifikan. Variabelvariabel yang diuji pengaruhnya terhadap pro-poor growth dalam menurunkan disparitas pendapatan diantaranya adalah aglomerasi yang berpengaruh negatif dan signifikan, produktivitas tenaga kerja sektor pertanian dan industri yang tidak berpengaruh signifikan, dan produktivitas tenaga kerja sektor perdagangan, hotel, dan restoran yang berpengaruh positif dan signifikan. Variabel-variabel yang diuji pengaruhnya terhadap pro-poor growth dalam penyerapan tenaga kerja diantaranya adalah investasi yang berpengaruh positif dan signifikan, serta upah minimum kabupaten/kota (UMK) dan angka partisipasi sekolah (APS) yang tidak berpengaruh signifikan. Sementara pro-poor growth dalam menurunkan kemiskinan berpengaruh tidak signifikan terhadap distribusi pendapatan 40 persen masyarakat termiskin di Provinsi Bali selama 2007 hingga 2015.