Feminist Stylistic Analysis In Chimamanda Ngozi Adichie Speech “We Should All Be Feminist” In Tedxeuston: A Study Of Spoken Discourse
Main Author: | Tulus, Bawono Yadika |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 2017
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/2341/1/COVER%20%28i-xii%29.pdf http://repository.ub.ac.id/2341/2/BAB%20I.pdf http://repository.ub.ac.id/2341/3/BAB%20II.pdf http://repository.ub.ac.id/2341/4/BAB%20III.pdf http://repository.ub.ac.id/2341/5/BAB%20IV.pdf http://repository.ub.ac.id/2341/6/BAB%20V.pdf http://repository.ub.ac.id/2341/7/DAFTAR%20PUSTAKA.pdf http://repository.ub.ac.id/2341/ |
Daftar Isi:
- Gaya bahasa feminis adalah ilmu yang bukan hanya mendeskripsikan sexism di teks, melainkan lebih luas lagi terutama dalam menganalisa sebuah pandangan, agen, metafora, transitivitas yang mana tak terduga berkaitan dengan masalah jenis kelamin, untuk mengetahui apakah tulisan wanita dapat dideskripsikan. Penelitian ini mengambil gaya bahasa feminis yang diproduksi oleh Chimamanda Ngozi Adichie dalam pidatonya di TEDxEuston tahun 2013 dalam rangka tujuannya menjawab gagasan feminisme melalui stalistik. Ada tiga unit linguistic utama yang diteliti, yaitu (1), gaya bahasa feminis pada tataran kata, (2) gaya bahasa feminis dalam tingkat kalimat dan frase, (3) gaya bahasa feminis dalam tingkat wacana yang menggunakan teori Sara Mills pada tahun 1995. Studi ini menggunakan pendekatan kualitatif untuk mendeskripsikan gaya bahasa feminis yang dipelajari dengan jelas dan sistematis. Studi deskripsi secara tekstual digunakan karena studi ini bertujuan untuk menganalisis gaya bahasa dalam lensa feminis di pidato Chimamanda Ngozi Adichie. Hasil Analisa menunjukan bahwa ada penggunaan kata sifat (11), penambah (4), penenakan tegas (3), peningkatan intonasi (1), dan bentuk yang sangat sopan (1) pada tataran kata. Kemudian diikuti oleh penggunaan kalimat tanya, (13), dan ungkapan siap pakai (11). Jenis gaya bahasa feminis yang paling sering dituturkan oleh Chimamanda Ngozi Adichie mewakili karakteristik feminis dimana penggunaan kata sifat dan kalimat tanya melebihi tingkat normal. Hal ini juga didukung oleh gagasan dimana disini, Chimamanda menggunakan bentuk yang sangat sopan dalam percakapan dalam banyak kesempatan seperti pada saat Chimamanda menggunakan kata bagaimana jika dari pada secara langsung menggunakan kata bagaimana. Dari semua aspek diatas, dapat disimpulkan bahwa wanita secara umum banyak menggunakan kata sifat dan kalimat tanya. Untuk peneliti berikutnya yang ingin melakukan penelitian dalam bidang gaya Bahasa juga, peneliti menyarankan untuk melakukan penelitian di bidang gaya bahasa lainya seperti gaya bahasa corpus, gaya bahasa formal, gaya bahasa fungsional, gaya bahasa kognitif, dan gaya bahasa afektif.