Daftar Isi:
  • Emergency Medical Services (EMS) merupakan layanan diluar rumah sakit yang komprehensif yang memberikan penanganan pasien yang mengancam nyawa. EMS di Indonesia belum dikembangkan secara komprehensif. Pelayanan EMS yang sudah berjalan di Indonesia berada di RSUD dr. Iskak Tulungagung yang dinamai dengan Tulungagung Emergency Medical Services (TEMS). Perawat menjadi salah satu tenaga kesehatan dalam TEMS dengan layanan kesehatan terbanyak adalah penanganan korban kecelakaan lalu lintas. Perawat TEMS berhadapan dengan hambatan-hambatan yang selalu ada saat sedang memberikan penanganan korban kecelakaan lalu lintas dikarenakan TEMS merupakan layanan kesehatan baru yang dikembangkan di Indonesia. Adanya keterbatasan sumber daya manusia yang mempengaruhi pencapaian response time yang sesuai, adanya batasan kewenangan serta pengambilan keputusan yang berbeda dari tim, dan adanya hambatan di tempat kejadian kecelakaan dari masyarakat sekitar ketika sedang memberikan penanganan pada korban kecelakaan lalu lintas. Tujuan penelitian ini adalah mengeksplorasi pengalaman perawat dalam melakukan EMS pada penanganan korban kecelakaan lalu lintas di RSUD Dr. Iskak Tulungagung. Metode yang digunakan dalam penelitian yaitu dengan desain kualitatif dengan pendekatan fenomenologi interpretif. Fenomenologi mendeskripsikan pemaknaan umum dari sejumlah individu dimana dalam penelitian ini merupakan perawat yang bertugas di layanan EMS terhadap berbagai pengalaman hidup perawat terkait dengan penanganan korban kecelakaan lalu lintas. Pengambilan data pada penelitian ini telah dilakukan di IGD RSUD dr. Iskak Tulungangung, di Ruang TEMS. Didapatkan 9 partisipan yang merupakan perawat TEMS yang diambil menggunakan purposive sampling dengan kriteria: 1) Memiliki pengalaman dalam melakukan penanganan korban kecelakaan, 2) Sehat jasmani dan rohani, 3) Mampu menceritakan pengalamannya secara lisan dengan baik, 4) Bersedia menjadi partisipan. Teknik pengambilan data melalui wawancara berkisar antara 45-60 menit dengan menggunakan alat perekam. Proses analisa data berdasarkan Interpretative Phenomenological Analysis mendapatkan 9 tema, yaitu: 1) Menganggap sangat penting memberikan penanganan yang terbaik, 2) Mengupayakan kekompakan tim untuk mempermudah penanganan, 3) Merasakan pertentangan dalam diri ketika menangani korban, 4) Merasakan munculnya semangat dalam diri, 5) Melayani dengan sepenuh hati yang diwujudkan dengan mengutamakan korban, 6) Mengalami penerimaan yang buruk dari masyarakat, 7) Mengalami adanya keterbatasan sumber daya, 8) Mendambakan pelayanan yang akurat oleh tim yang kompeten dan 9) Merasa meningkatnya kepercayaan masyarakat yang mengetahui TEMS. Perawat TEMS berusaha untuk memberikan penanganan yang terbaik bagi korban kecelakaan lalu lintas. Disamping itu perawat TEMS juga selalu mengutamakan kekompakan tim untuk mempermudah penanganan. Hal itu dilandasi karena perawat TEMS menyadari bahwa ia bekerja didalam tim dan dituntut untuk mampu memberikan penanganan yang cepat dan tepat agar keselamatan korban dapat dicapai. Mengutamakan keadaan korban juga selalu dipegang teguh oleh perawat TEMS dalam memberikan pelayanan sepenuh hati. Perawat TEMS juga merasakan adanya beberapa kendala dalam penanganan. Mendapatkan penerimaan yang buruk dari masyarakat yang belum mengetahui TEMS serta adanya keterbatasan sumber daya membuat penanganan menjadi lebih sulit. Hal tersebut mengakitbatkan adanya pertentangan viii dalam diri ketika menangani korban. Masyarakat yang mengerti bahwa pelayanan yang tulus diberikan oleh perawat TEMS kemudian berimbas pada meningkatnya kepercayaan yang mengerti bagaimana perawat TEMS menangani korban kecelakaan lalu lintas. Hal tersebut memunculkan adanya semangat dalam diri sehingga perawat TEMS mendambakan adanya pelayanan yang akurat oleh tim yang kompeten. Hal tersebut kemudian kembali lagi kepada motivasi perawat TEMS untuk dapat memberikan penanganan yang terbaik bagi masyarakat terutama korban kecelakaan lalu lintas. Sebagai program baru, pelaksanaan EMS yang dilakukan oleh perawat kepada korban kecelakaan lalu lintas akan terus dihadapkan kepada permasalahan-permasalahan yang muncul. Tetapi keinginan dari perawat dan pihak terkait untuk mampu memberikan pelayanan yang terbaik membentuk suatu usaha untuk adanya peningkatan. Diperlukan adanya evaluasi secara berkala dari seluruh pihak terkait serta edukasi kepada masyarakat luas agar penanganan korban kecelakaan lalu lintas pada layanan EMS dapat diberikan secara maksimal oleh perawat.