Daftar Isi:
  • Cedera kepala merupakan suatu kondisi terjadinya trauma pada kepala yang dapat mengakibatkan kerusakan jaringan otak akibat adanya trauma. Di Indonesia kejadian cedera kepala setiap tahunnya diperkirakan mencapai 500.000 kasus. Dari jumlah tersebut, 10% penderita meninggal sebelum tiba di rumah sakit. Dari pasien yang sampai di rumah sakit, 80% dikelompokan sebagai cedera kepala ringan, 10 % termasuk cedera kepala sedang, dan 10 % termasuk cedera kepala berat. Cedera kepala berat memiliki tingkat mortalitas yang tinggi, oleh karena itu mengetahui prognosis cedera kepala berat menjadi sangat penting untuk memberikan informasi mengenai perjalanan penyakit. Beberapa faktor yang berhubungan prognosis cedera kepala berat adalah usia, jenis kelamin, nilai RTS dan nadi. Faktor yang mempengaruhi prognosis cedera kepala berat adalah lama prehospital, mekanisme cedera, transportasi dan trauma organ lain. Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah analitik observasional. Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 80 rekam medis yang memenuhi kriteria inklusi dan ekslusi yang didapatkan pada tanggal 25 Mei sampai 6 Juni 2016. Analisa data menggunakan koefisien kontingensi dan spearman serta analis multivariat menggunakan regresi logistik. Alat ukur yang digunakan adalah lembar observasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara usia (p=0,009) nlai RTS (p=0,000), transportasi(p=0,013) dan trauma organ lain (p=0,000). Tidak ada hubungan antara jenis kelamin (p=0,783), lama prehospital (p=0,180), frekuensi nadi (p=0,221), mekanisme cedera (p=0,625). Hasil uji regresi logistik didapatkan bahwa trauma organ lain (p=0,00; RR=9,389) merupakan faktor dominan yang mempengaruhi prognosis pasien cedera kepala berat. Kesimpulan penelitian ini adalah ada hubungan antara faktor usia,nilai RTS, transportasi dan trauma organ lain terhadap prognosis pasien cedera kepala berat. Jenis kelamin, lama prehospital, frekuensi nadi dan mekanisme cedera tidak memliki hubungan terhadap prognosis cedera kepala berat. Trauma pada organ lain merupakan faktor dominan yang memiliki hubungan terhadap prognosis pasien cedera kepala berat. Keterbatasan dalam penelitian ini adalah peneliti tidak meneliti tentang bagaimana mekanisme cedera yang lebih spesifik dan itu peneliti tidak meneliti apakah tindakan pertolongan pertama diberikan kepada korban cedera kepala berat.