Studi Fenomenologi: Makna Pengalaman Guru Pendamping Anak Berkebutuhan Khusus Dalam Menjalani Profesinya Di Sdn Telogo Patut I Gresik
Main Author: | Nasir, Abd |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 2017
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/2291/1/ABD.NASIR.pdf http://repository.ub.ac.id/2291/ |
Daftar Isi:
- Anak berkebutuhan khusus berbeda dengan anak lainnya. Anak berkebutuhan khusus mempunyai banyak kekurangan, antara lain menurunnya kondisi fisik, kemampuan intelektual, kemampuan komunikasi dan menurunnya kondisi sosial dan emosional Keberadaan anak berkebutuhan khusus di pendidikan inklusi mendorong guru pendamping untuk memberikan perhatian yang lebih, mulai dari memberikan pembelajaran khusus, merespon gangguan perilaku dan emosi, maupun harus melakukan konsultasi dan koordinasi dengan berbagai sektor terkait didalam maupun diluar kelas. Tantangan terbesar yang harus dihadapi guru pendamping adalah guru pendamping dituntut untuk memenuhi capaian keberhasilan pembelajaran bagi anak berkebutuhan khusus, walaupun tanpa pedoman pembelajaran, guru harus bisa memastikan bahwa anak selalu berperilaku adaptif saat pembelajaran berlangsung. guru harus cepat beradaptasi dengan anak berkebutuhan khusus dengan berbagai karakter. Adanya perilaku yang mengganggu yang sebelumnya tidak diantisipasi, tuntutan untuk menghilangkan kesan negative, tidak cukup ilmu untuk merespon perilaku pada anak berkebutuhan khusus serta belum pernah mendapatkan pelatihan. Hal inilah yang menghambat guru pendamping dalam pengajaran di kelas. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menggambarkan dan mengeksplorasi Makna Pengalaman Guru Pendamping Anak Berkebutuhan Khusus dalam Menjalani Profesinya di SDN Telogo Patut I Gresik. Sedangkan Tujuan Khususnya yaitu : (1) Mengeksplorasi persepsi atau pemahaman tentang profesi sebagai guru pendamping anak berkebutuhan khusus, (2) Mengeksplorasi perasaan guru pendamping anak berkebutuhan khusus dalam menjalani profesinya, (3) Mengeksplorasi tindakan guru pendamping dalam menjalankan profesinya, (4) Mengeksplorasi hambatan guru pendamping dalam menjalankan profesinya, (5) Mengeksplorasi hambatan guru pendamping dalam menjalani profesinya. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan pendekatan fenomenologi interpretif. Penelitian dilakukan di SDN Telogo Patut I Gresik. Partisipan dalam penelitian ini adalah Guru Pendamping Anak Berkebutuhan Khusus sebanyak 6 partisipan. Data dikumpulkan melalui wawancara mendalam dengan panduan wawancara semi terstruktur dan observasi yang dicatat di field notes kemudian dianalisis dengan menggunakan Interpretive Phenomenological Analysis (IPA) (Smith, et, al. 2009). Analisis data ini terdiri atas 7 tahapan, antara lain 1) Reading and re-reading; 2) Initial noting; 3) Developing Emergent themes; 4) Searching for connections across emergent themes; 5) Moving the next cases; and 6) Looking for patterns across cases, 7) Taking Interpretations. Penelitian ini telah melalui uji etik dan mendapatkan laik etik di Komisi Etik Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya Malang tertanggal 7 Juli 2017. Penelitian ini menghasilkan Sebelas tema meliputi: (1) menganggap pekerjaannya merupakan berkah dari Allah, (2) merasakan ada hikmah membantu sesama, (3) menguras pikiran dan emosi, (4) merasa putus asa, (5) merasa apa yang dikerjakan ix bermakna, (6) merasa dirinya terancam diawal pembelajaran, (7) meyakini anak bisa disiplin dengan penegakan aturan yang ketat, (8) meyakini cara visualisasi membuat anak mampu memusatkan perhatian, (9) merasa perlu membangun kebersamaan, dan (10) merasa kepedulian pemerintah dan masyarakat masih kurang, (11) mengharap contoh tindakan yang mudah diterapkan Dalam pembelajaran di kelas inklusi ini, tuntutan kepada guru pendamping tidak hanya kepada tuntutan akademik saja, tetapi lebih luas bagaimana guru pendamping menyiapkan anak berkebutuhan khusus mampu mandiri dan bersama-sama dengan masyarakat hidup dalam kedamaian tanpa diskriminasi. Keikhlasan guru mendampingi anak berkebutuhan khusus sebagai manifestasi dari sikap panggilan jiwa akan menghilangkan semua kendala-kendala yang dihadapi saat member bantuan pada anak berkebutuhan khusus. Penting bagi anak berkebutuhan khusus untuk dilatih disiplin, menghormati orang lain, dan mengikuti pelajaran hingga selesai. Hal ini oleh karena gangguan intelektual yang dimiliki, anak berkebutuhan khusus mengalami gangguan perilaku dan emosi yang cenderung kurang bisa mengikuti aturan. . Selain itu untuk mencapai kemampuan akademik, perlu diberikan materi pelajaran yang mudah dimengerti dan anak berkebutuhan khusus bisa berkonsentrasi. Penggunaan media visualisasi yang diarahkan pada benda yang disukai mampu membuat anak berkonsentrasi dan perhatiannya tidak beralih. Namun demikian guru pendamping juga manusia terkadang juga lepas kendali saat mendampingi anak berkebutuhan khusus, sehingga terkadang guru mendamping merasa terkuras tenaga dan emosinya saat memberikan bantuan pada anak berkebutuhan khusus baik memberikan bantuan dalam memodifikasi perilakunya maupun saat pembelajaran di kelas dalam rangka untuk pencapaian akademik. Hal yang membanggakan bagi guru pendamping bahwa ternyata dengan ketekunan dan ketelatenan, anak berkebutuhan khusus mampu menunjukkan kemampuannya sehingga masih bisa meraih prestasi. Sehingga makna yang terkandung dalam penelitian ini adalah dengan ketekunan, ketelatenan dan keikhlasan membantu anak, guru pendamping yakin perilaku anak berkbutuhan khusus yang awalnya selalu mengancam akan berubah menjadi membanggakan karena banyaknya prestasi yang didapat.