The Change Of Status And Roles Of Courtesan In Chinese Society Depicted In The Valley Of Amazement Novel By Amy Tan
Main Author: | Putri, Ihdian Novira |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 2017
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/2266/1/Putri%2C%20Ihdian%20Novira.pdf http://repository.ub.ac.id/2266/ |
Daftar Isi:
- Karya sastra berfungsi sebagai sarana untuk merefleksikan fenomena sosial. Karya sastra merefleksikan problem sosial yang pernah terjadi dalam lingkungan masyarakat. Melalui konten cerita atau karakter-karakter dalam cerita, karya sastra menyampaikan problem sosial yang pernah menjadi isu yang populer di tengah-tengah masyarakat. Cakupan problem sosial yang direfleksikan melalui karya sastra sangat beragam. Dua di antaranya adalah status sosial dan perannya. Isu-isu tersebut digambarkan dalam salah satu novel karya Amy Tan berjudul The Valley of Amazement. Fokus dari penelitian ini adalah status sosial dan peran dari wanita penghibur dalam masyarakat Tiongkok selama paruh akhir dinasti Qing, perubahan status dan peranan mereka pada awal Republik, dan faktor-faktor penting yang memicu perubahan status dan peran dari wanita-wanita tersebut. Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode kualitatif. Pendekatan yang digunakan adalah teori pendekatan sosial oleh Milton Albrecht, teori status dan peran oleh Linton, serta teori perubahan sosial oleh Pitirim Sorokin. Temuan peneliti menunjukkan bahwa wanita-wanita penghibur pada dua masa pemerintahan Tiongkok memiliki status dan peran yang berbeda. Pada paruh akhir dinasti Qing, wanita penghibur memperoleh status sosial yang tinggi sebagai seniman. Peran wanita-wanita ini berkesesuaian dengan status sosialnya sebagai seniman, yaitu menampilkan pertunjukkan seni seperti bernyanyi, memainkan alat-alat musik, maupun musikalisasi puisi. Akan tetapi, status dan peran wanita penghibur ini berubah setelah adanya transisi pemerintahan dari dinasti Qing menjadi Republik Tiongkok. Selama masa Republik, status wanita penghibur berubah menjadi wanita pekerja seks. Pada masa ini, talenta seni atau kecantikan fisik tidak terlalu penting, karena adanya penyederhanaan peran menjadi wanita penyedia jasa seks. Faktor utama yang memicu perubahan status dan peran mereka adalah transisi politik dari dinasti Qing menjadi Republik Tiongkok. Kesimpulannya, wanita penghibur sebagai bagian dari budaya masyarakat Tiongkok kuno telah mengalami perubahan selama transisi politik. Secara spesifik, perubahan ini mempengaruhi status dan peran mereka sebagai seniman. Untuk penelitian selanjutnya, peneliti berikutnya dapat menganalisa isu-isu lain yang digambarkan dalam novel tersebut menggunakan pendekatan yang berbeda.