Aplikasi ArcGIS untuk Analisa Tingkat Bahaya Erosi dan Upaya Konservasi Lahan pada DAS Sangkub Provinsi Sulawesi Utara

Main Author: Yusandinata, Aditya Arga
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: , 2017
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/2238/1/skripsi.pdf
http://repository.ub.ac.id/2238/
Daftar Isi:
  • Erosi tanah adalah proses ketika partikel tanah atau batuan perlahan terbawa dan terdeposisi karena gravitasi atau media pembawa berupa air, angin atau es. Lapisan tanah atas merupakan bagian terpenting pada tanah karena lapisan tersebut memiliki kandungan organik yang cukup tinggi jika dibandingkan dengan lapisan tanah di bawahnya, sehingga sangat diperlukan bagi pertumbuhan tanaman. Hilangnya lapisan ini mengakibatkan turunnya produktivitas lahan sehingga pendapatan masyarakat menjadi berkurang. Pada studi ini dilakukan analisis tumpang susun atau overlay antara faktor erosivitas hujan (R), erodibilitas tanah (K), panjang dan kemiringan lereng (LS) dan vegetasi penutup dan konservasi tanah (CP). Hasil overlay tersebut selanjutnya diklasifikasikan menjadi Tingkat Bahaya Erosi (TBE). Analisis TBE dilakukan dengan perubahan tata guna lahan dari 2010 dan 2016. Aplikasi ArcGIS digunakan untuk mengolah data yang ada karena aplikasi ini dapat mengolah database yang berukuran besar dan penuh dengan berbagai tools yang mendukung pengolahan data. Setelah diperoleh hasil klasifikasi TBE 2010 dan 2016, selanjutnya dilakukan upaya konservasi lahan untuk menurunkan luas TBE yang tergolong sedang, berat dan sangat berat. Hasil klasifikasi TBE DAS Sangkub menunjukkan bahwa konsentrasi kelas TBE terbesar terdapat pada kelas sangat ringan. Kelas TBE sangat ringan dari tahun 2010 ke tahun 2016 cenderung meningkat dari 88,79% menjadi 91,33%. Sedangkan, Luas kelas TBE ringan, sedang, berat dan sangat berat mengalami penurunan. Hal ini mengindikasikan bahwa kondisi DAS Sangkub masih dapat dikatakan cukup baik, karena didominasi kelas TBE sangat ringan. Hasil sedimen (sediment yield) DAS Sangkub yang mencapai sungai Sangkub mencapai kisaran 134.989,66 ton/tahun. Arahan konservasi lahan pada kebun campuran, teras bangku konstruksi kurang baik diganti teras gulud, teras tradisional pada sawah diganti dengan teras bangku konstruksi baik dan pada tegalan pengolahan menurut kontur diubah menjadi teras gulud. Hasilnya kelas TBE sangat ringan semakin luas dari 91,33% menjadi 93,29%. Terjadi penurunan TBE yang signifikan pasca simulasi konservasi lahan, sehingga konservasi lahan wajib dilakukan demi pemanfaatan lahan yang berkelanjutan.