Pengaruh Metode Two-Stage Mixing Approach (Tsma) Terhadap Kuat Lentur Beton Porous Dengan Variasi Komposisi Agregat Kasar Daur Ulang (Rca)
Main Author: | Jelian, Adven |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 2017
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/2093/1/Adven%20Jelian.pdf http://repository.ub.ac.id/2093/ |
Daftar Isi:
- Beton merupakan material yang digunakan dalam kontruksi bangunan. Beton bisa digunakan ke dalam pembuatan lapisan perkerasan jalan. Genangan air sering terjadi karena kurangnya penyerapan pada lapisan perkerasan jalan. Sehingga dibutuhkan lapisan perkerasan jalan yang mampu menyerap air, salah satunya yaitu beton porous yang mempunyai rongga udara lebih besar dari pada beton konvesional. Rongga-rongga udara ini bisa digunakan untuk menyerap air. Bahan penyusun beton porous bisa terbuat dari agregat kasar dan agregat kasar daur ulang. Penggunaan agregat kasar daur ulang lebih ramah lingkungan, karena memanfaatkan beton bekas yang sudah tidak digunakan. Namun, agregat kasar daur ulang memiliki kelemahan, yaitu mempunyai pori-pori yang cukup besar. Solusi untuk menutupi pori-pori itu, bisa menggunakan metode Two-Stage Mixing Approach (TSMA). Two-Stage Mixing Approach (TSMA) merupakan metode dengan membagi tahap pencampuran menjadi dua bagian, dimana penggunaan air dan semen yang diperlukan dibagi dua untuk ditambahkan di waktu yang berbeda. Metode TSMA bisa memperbaiki RCA yang memiliki Interfacial Transition zone (ITZ) lebih lemah dibandingkan NCA. Dalam pembuatan benda uji diperlukan pengujian material untuk mengetahui karakteristik material pada beton. Karakteristik yang diuji adalah berat jenis, berat isi dan penyerapan agregat kasar. Sedangkan untuk beton porous dilakukan pengujian berat jenis dan kuat lentur. Pengujian kuat lentur pada penilitian ini membutuhkan benda uji balok berukuran 15x15x53 cm. Pengujian kuat lentur untuk mengetahui pengaruh RCA mempunyai komposisi 0%,25%,50%,75%,100% terhadap Natural Coarse Aggregate (NCA) dengan metode pencampuran Normal Mixing Approach (NMA) dan Two-Stage Mixing Approach (TSMA). Hasil pengujian kuat lentur beton yang berumur 28 hari menggunakan alat Universal Testing Machine (UTM) untuk mencari beban maksimum yang mampu ditahan balok. Beban maksimum terdapat pada 2.3320 Mpa yang menggunakan metode Normal Mixing Approach (NMA) dengan komposisi RCA 0% dan memiliki beban minimum pada komposisi 50% RCA dengan nilai kuat lentur sebesar 1.4064 Mpa menggunakan metode pencampuran Two-Stage Mixing Approach (TSMA). Penggunaan Metode TSMA tidak berpengaruh signifikan terhadap agregat kasar daur ulang, karena penyerapan agregat kasar daur ulang lebih kecil dibandingkan penyerapan agregat alam.