Analisis Load Balancing Pada Web Server Menggunakan Algoritme Weighted Least Connection

Main Author: Rahmana, Dany
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: , 2017
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/2091/1/Rahmana%2C%20Dany.pdf
http://repository.ub.ac.id/2091/
Daftar Isi:
  • Load balancing merupakan sebuah teknik untuk membagi beban kerja pada 2 atau lebih server ketika ada request dari klien. Pada teknik load balancing terdapat beberapa algoritme yang dapat diterapkan, antara lain: least connection, weighted least connection dan lain-lain. Pada penelitian ini menggunakan algoritme weighted least connection. Algoritme weighted least connection membagi beban server berdasarkan nilai weight (bobot). Penentuan nilai bobot pada penelitian ini dilihat dari spesifikasi server yang digunakan, server dengan spesifikasi tinggi diberi nilai bobot lebih tinggi, sedangkan server dengan spesifikasi rendah diberi nilai bobot rendah. Tool pendukung untuk load balancing adalah IPVSADM yang terdapat interface Pinranha. IPVSADM berfungsi mengatur kernel modul IP_VS yang di dalamnya terdapat scheduler untuk menentukan tujuan dari koneksi baru terhadap real server. Pengujian dilakukan dengan menggunakan empat buah server heterogen. Dalam pengujian, parameter yang diukur adalah throughput response time dan cpu usage. Pada pengujian throughput, nilai tertinggi sebesar 547,74 KB/s saat diuji dengan 1000 koneksi per detik dan terendah 137,2 KB/s saat diuji dengan 250 koneksi per detik. Berbanding terbalik dengan nilai response time, jika diberikan koneksi per detik tinggi maka nilainya akan semakin tinggi dalam artian melambat. Pada pengujian CPU usage, server yang mempunyai bobot lebih tinggi (server 4) memiliki rata-rata CPU usage sebesar 19.73 % dan bobot rendah (server 1) rata-rata penggunaan CPU sebesar 4,67 %. Pengujian juga dilakukan dengan membandingkan dua algortime antara algoritme weighted least connection dengan algoritme least connection. Hasilnya adalah algoritme weighted least connection mendapat alokasi koneksi yang berbeda pada setiap server, server 4 menampung koneksi paling besar sebanyak 4000 koneksi, sedangkan pada algoritme least connection mendapat alokasi koneksi yang sama pada setiap server yaitu pada keempat server mendapatkan koneksi sebanyak 2500. Pada pengujian CPU usage, algoritme weighted least connection lebih baik dari algoritme least connection jika diterapkan pada server yang heterogen.