Pengaruh Aspek Rasio (Hw/Lw) Terhadap Pola Retak Dan Momen Kapasitas Pada Dinding Geser Bertulangan Horizontal Berjarak Rapat Di Bawah Pembebanan Siklik (Quasi-Statis)
Main Author: | Nurfintasari, Ayu Febrianti |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 2017
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/2090/1/AYU%20FEBRIANTI%20NURFINTASARI.pdf http://repository.ub.ac.id/2090/ |
Daftar Isi:
- Indonesia merupakan Negara Kepulauan yang berada di jalur Ring Of Fire kawasan Pasifik yang sering mengalami terjadinya gempa bumi. Oleh karena itu Indonesia perlu mengantisipasi gempa bumi terutama pada struktur bangunan. Dinding geser merupakan salah satu alternatif untuk bangunan tahan gempa dan merupakan struktur beton bertulang yang berfungsi menahan gaya geser, momen dan gaya aksial yang diakibatkan oleh gempa. Perbedaan rasio tinggi dan lebar dinding akan menunjukkan perbedaan perilaku masing – masing dinding. Pada penelitian ini ditujukan untuk mengetahui pengaruh aspek rasio tinggi dan lebar pada dinding geser terhadap momen kapasitas dan pola retak dengan pembebanan siklik. Pada penelitian ini dilakukan pengujian dinding geser dengan pembebanan siklik. Terdapat 2 variasi dinding geser pada penelitian ini, yaitu dinding geser dengan tulangan horizontal single dan dinding geser dengan tulangan horizontal double. Dinding geser diberi beban aksial konstan sebesar 3000 kg, kemudian diberi beban lateral pada ketinggian 0,6 m hingga mencapai drift yang telah dilakukan. Dari pembebanan siklik tersebut diperoleh data beban lateral dan perpindahan yang terjadi dan juga dilakukan pengamatan terhadap pola retak yang terjadi. Hasil pengujian menunjukkan bahwa dinding geser yang sama (SD-150) dengan aspek rasio yang berbeda (1,5 dan 2) menghasilkan momen yang cenderung sama akan tetapi dengan aspek rasio lebih kecil beban lateral yang terjadi semakin besar yaitu 8330 kg dan 7080 kg. Mekanisme retak yang terjadi untuk aspek rasio berbeda adalah diawali dengan adanya retak lentur kemudian diikuti dengan retak geser. Bahwa semakin kecil rasio pada suatu struktur maka pola retak yang akan terjadi lebih menyebar pada permukaan struktur (dinding) dan panjang retak yang terjadi semakin panjang. Untuk benda uji yang berbeda (SW-50 dan SD-150) dengan aspek rasio yang sama (1,5), momen yang dihasilkan oleh benda uji dengan variasi tulangan horizontal didobel (SD – 150) akan lebih besar dibanding dengan benda uji tanpa variasi (SW – 50) berturut – turut yaitu 1912 kgm dan 1390 kgm. Dan mekanisme pola retak yang terjadi dengan aspek rasio yang sama (1,5) yaitu diawali dengan retak lentur kemudian retak geser akan tetapi lebih dominan kearah pola retak geser