Pengaruh Variasi Kapasitas Aliran Udara Terhadap Unjuk Kerja Prototype Mesin Pendingin Termoelektrik

Main Author: Fernando, Franz Jipri
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: , 2017
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/2079/1/Franz%20Jipri%20Fernando.pdf
http://repository.ub.ac.id/2079/
Daftar Isi:
  • Banyaknya penggunaan mesin pendingin dalam berbagai aspek kehidupan manusia seperti dalam industri, perkantoran, perumahan maupun kendaraan menuntut perkembangan teknologi mesin pendingin semakin berkembang. Inovasi yang dibutuhkan saat ini adalah teknologi mesin pendingin yang ramah lingkungan, murah dan hemat biaya. Cara untuk mengatasi hal tersebut yaitu dengan memanfaatkan thermoelectric cooler dengan tipe TEC1-12706 dan dengan bahan Bismuth Telluride (Bi2Te3) sebagai semikonduktor tipe – p dan Antimony Telluride (Sb2Te3) sebagai semikonduktor tipe – n. Pada instalasi mesin pendingin termoelektrik, power input dari power supply, menggerakkan dua blower yang dipasang secara paralel. Untuk mengatur seberapa besar rpm atau kecepatan pada blower yaitu menggunakan potensiometer dengan cara membagi atau mengatur tegangan yang masuk, sehingga dengan mengukur kecepatan aliran udara, maka nilai kapasitas aliran udara didapat. Pada penilitian ini, variasi kapasitas aliran udara menjadi penentu dalam mengoptimalkan unjuk kerja mesin pendingin thermoelectric yaitu dengan variasi 0,014 m3/s; 0,017 m3/s; 0,02 m3/s maka didapatkakan unjuk kerja mesin pendingin yaitu COP ideal dan COP aktual tertinggi pada variasi 0,02 m3/s dengan nilai berturut-turut 0,455; 0,317; dan 0,251. Selain itu nilai dari penurunan temperatur udara tertinggi dan kelembaban relatif terendah berada pada variasi 0,02 m3/s dengan nilai berturut-turut 2,85oC dan 86,16 %. Hasil penelitian menunjukkan bahwa semakin meningkatnya kapasitas aliran udara yang mengalir pada saluran ducting dengan luas penampang yang tetap, maka akan meningkatkan kecepatan fluida udara tersebut. Semakin meningkatnya kecepatan udara, maka akan menurunkan temperatur udara sekitar, sehingga laju perpindahan kalor konveksi juga akan meningkat. Temperatur udara sekitar yang rendah akan memepercepat perpindahan kalor pada termperatur surface termoelektrik. Hal ini akan mengakibatkan menurunnya beda temperatur surface termoelektrik antara sisi dingin dan sisi panas termoelektrik, sehingga kalor yang diserap pada sisi dingin termoelektrik akan meningkat pada saat kalor konduksi pada termoelektrik menurun..