Analisis Karakteristik dan Kualitas Pengeringan pada Kunyit dengan Metode Ultrasonik Chill Drying

Main Author: Agus, Muhammad Rizky
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: , 2017
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/2065/1/Muhammad%20Rizky%20Agus.pdf
http://repository.ub.ac.id/2065/
Daftar Isi:
  • Teknologi pemrosesan bahan pangan terus berkembang dari waktu ke waktu. Perkembangan teknologi ini didorong oleh kebutuhan pangan manusia yang terus meningkat yang diakibatkan oleh semakin meningkatnya jumlah penduduk dunia. Pada saat yang sama, luas lahan penghasil bahan pangan makin menyempit. Hal tersebut menyebabkan dibutuhkannya teknologi-teknologi pemrosesan pangan yang mampu menjaga produk makanan, salah satunya adalah dengan teknologi pengeringan bahan makanan. Pada penelitian kali ini akan memganalisa kualitas menggunakan kerja pengeringan dengan ultrasonik Chill drying. Ultrasonik chill drying adalah pengeringan dengan menggunakan temperatur yang rendah antara (4-80C) dibantu dengan gelombang ultrasonik. Pengeringan dengan cara ini menggunakan tekanan vakum sebagai cara untuk menurunkan saturated dari air. Sehingga pengeringan pada temperatur rendah dapat terjadi. Pada Penelitian ini menggunakan 3 perbandingan pengeringan sebagai sampel untuk memperlihatkan hasil pengeringan yang berkualitas. Setiap pengeringan memiliki prosedur yang berbeda tetapi menghasilkan proses akhir setiap 1 jam yang akan dianalisis yaitu laju pengeringan, kadar air dan pengurangan massa spesimen sampai menuju stagnan. Kemudian hasil akhir dari pengeringan akan di analisis kadar air, laju pengeringan dan bentuk tekstur dari hasil pengeringan masing-masing. Dari hasil penelitian menjelaskan bahwa penggunaan chill drying dengan ultrasonik lebih menurunkan kadar air dari dalam spesimen dibandingkan dengan menggunakan hot air dryng dan chill drying saja. Akan tetapi penggunaan hot air drying memiliki waktu yang lebih cepat dikarenakan pengeringan cepat pada permukaan spesimen sehingga menghambat air untuk berdistribusi keluar menuju sisi luar spesimen. Untuk distribusi air penggunaan chill drying lebih merata ini dikarenakan penggunaan temperatur chill (4-80C) dengan tekanan vakum maksimal alat sehingga mengatasi terjadinya pengeringan cepat pada permukaan spesimen.