Daftar Isi:
  • FTAs merupakan tindak mengancam seseorang dengan melakukan hal yang sebaliknya. FTAs di bagi menjadi dua, positif dan negatif; positif ialah pembicara atau pendengar tidak peduli tentang perasaan dan keinginan bahkan kepunyaan seseorang. Negatif ialah orang yang ingin atau tidak ingin menghalangi kebebasan tindak seseorang. Sejak FTAs terdapat dalam ucapan dan ucapan bisa di analisa melalui teks, itu merupakan topik yang menarik untuk objek penelitian. Salah satu bagian pragmatik yang didalamnya terdapat ucapan ilokusi yang bisa dianalisis adalah speech acts. Oleh karena itu penelitian ini hadir untuk menyelidiki FTAs yang terdapat pada ucapan ilokusi dalam debat Presiden USA 2016. Penelitian ini menggunakan teori deskriptip kualitatif dan analisa dokumen. Sumber data dalam penelitian ini berupa teks debat Presiden USA 2016, adapun data dalam penelitian ini adalah ucapan ilokusi yang mengandung FTAs. Data di pilih berdasarkan lima jenis ucapan ilokusi, kemudain di analisa berdasarkan teori FTAs. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa ucapan ilokusi yang paling banyak mengandung tindak FTAs adalah; ucapan ilokusi ekspresif sebanyak 40.62%, ucapan ilokusi direktif sebanyak 20.83%, ucapan ilokusi asertif sebanyak 17.70%, ucapan ilokusi komusif sebanyak 16.66% dan ucapan ilokusi deklaratif sebanyak 4.16%. Adapun type FTAs yang paling banyak digunakan oleh pendebat adalah pembicara negative sebanyak 33 kali, pendengar positive sebanyak 32, pendengar negative sebanyak 21, dan pembicara positf sebanyak 10 kali Penelitian ini juga menunjukan bahwa pembicara muka positif tidak selalu mengancam pendengar muka positif dan muka negative dan sebaliknya. Adapun pendengar muka positif tidak selalu mengancam pendengar muka positif dan sebaliknya. Selanjutnya, penelitian ini menemukan bahwa pendebat lebih mengacu kepada tindak menjatuhkan lawan mengunakan jenis ucapan ilokusi antara lain; melecehkan 8 kali, menuduh 5 kali, menyalahkan 4 kali, berjanji 3 kali, berikrar 3 kali, menyatakan 3 kali, menyuruh 2 kali, bertanya 2 kali, dan deklarasi, menamai, melapor, mengakui, menyarankan, melarang, bertrimakasih, menghargai, dan menyangkal masing – masing 1 kali. Temuan akhir penelitian ini menemukan bahwa ada pergeseran budaya dalam budaya debat presiden Amerika, para pendebat lebih menyerang kepribadian musuh mereka daripada program masa depan.