Perubahan Daya Dukung Dan Pengembangan Tanah Ekspansif Akibat Stabilisasi Kapur Metode Deep Soil Mixing (DSM) Berpola Panels Dengan Variasi Jarak Dan Panjang Kolom (D = 4 cm)

Main Author: Minata, Afria Nurizky
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: , 2017
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/2006/1/Afria%20Nurizky%20Minata.pdf
http://repository.ub.ac.id/2006/
Daftar Isi:
  • Tanah lempung ekspansif memiliki daya dukung yang rendah dan potensi kembang susut yang tinggi. Hal tersebut mengakibatkan struktur bangunan di atas tanah mengalami kerusakan seperti jalan bergelombang, plat lantai retak, penurunan pada pondasi. Sehingga perlu dilakukan stabilisasi untuk mengurangi pengembangan tanah. Stabilisasi tanah lempung ekspansif dapat dilakukan dengan metode Deep Soil Mixing (DSM) dengan ketebalan tanah yang akan diperbaiki lebih dari 1,5 m. Metode ini menggunakan variasi jarak dan kolom tertentu, serta berkonfigurasi panels dengan bahan aditif yaitu kapur kadar 8%. Terdapat dua macam pengujian, yaitu uji pengembangan dan uji pembebanan.Uji pengembangan bertujuan untuk mengetahui nilai pengembangan tanah. Sedangkan, uji pembebanan untuk mengetahui nilai daya dukung tanah. Benda uji tanpa stabilisasi setelah dicetak di dalam box ukuran 30x30x30 cm kemudian dilakukan uji beban. Sedangankan, untuk tanah stabilisasi yang telah di cetak di dalam box akan dibuat variasi jarak antar kolom (L) = 4, 5, 6 cm serta kedalaman kolom (Df) = 10, 15, 20 cm, kemudian dierami selama 3 hari dan dilakukan uji pembebanan. Stabilisasi kapur kadar 8% dengan kolom DSM dapat menurunkan nilai pengembangan dan meningkatkan nilai daya dukung tanah ekspansif. Hal tersebut dikarenakan kapur mengalami flokulasi sehingga menyebabkan butiran halus pada tanah lempung ekspansif mengeras dan lebih kuat. Variasi jarak dan kedalaman kolom berpengaruh pada peningkatan daya dukung tanah dan pengembangan tanah ekspansif. Semakin tinggi kedalaman kolom dan semakin kecil jarak kolom maka semakin besar nilai daya dukung tanah serta semakin kecil nilai pengembangannya. Jarak kolom (L) = 4 cm dengan kedalaman (Df) = 20 cm memiliki daya dukung terbesar yaitu 36,8 kg/cm2 dan persentase pengembangan terkecil yaitu 0,53%. Konfigurasi tersebut memenuhi kriteria untuk jalan raya dengan tebal perkerasan 25 cm dan tebal pondasi 35 cm, karena daya dukung tersebut mampu menahan beban per satuan luas sebesar 2,5215 kg/cm2. Selain itu, konfigurasi tersebut memenuhi persentase mengembang yang diizinkan yaitu 0,8% untuk flexible pavement dan 1,2% untuk rigid pavement.