Pengendalian Persediaan Spare part Circulating Water Pump Menggunakan Reliability Centered Spares (Studi Kasus PT. PJB UP Gresik)
Main Author: | Oktaviana, Pipit Eka |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 2017
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/1974/1/PIPIT%20EKA%20OKTAVIANA.pdf http://repository.ub.ac.id/1974/ |
Daftar Isi:
- Dalam sistem pembangkit, Circulating Water Pump (CWP) merupakan peralatan utama yang berfungsi untuk memompa air laut menuju kondensor sebagai media pendingin utama. Kegagalan pada spare part kritis menyebabkan CWP tidak beroperasi dan terjadi kehilangan produksi listrik sebesar 40 MWh. Upaya yang dilakukan untuk menunjang keandalan CWP adalah dengan melakukan perawatan. Kelancaran aktivitas perawatan perlu didukung dengan ketersediaan stok spare part di gudang, sistem manajemen persediaan yang baik dapat membantu mengurangi biaya perawatan, biaya pekerja, downtime peralatan, dan meningkatkan produktivitas. Belum adanya metode pengendalian persediaan untuk spare part slow moving di PT. PJB UP Gresik menimbulkan masalah stockout, terlebih spare part slow moving merupakan spare part kritis yang apabila terjadi kekurangan menyebabkan CWP tidak dapat beroperasi. Tujuan dari penelitian ini adalah menentukan tingkat persediaan spare part kritis CWP, mengetahui tingkat pelayanan persediaan terhadap permintaan spare part, dan menghitung total biaya persediaan. Pemilihan spare part kritis pada CWP menggunakan Failure Mode and Effect Analysis dan Risk Priority Number. Keputusan untuk menyimpan spare part atau tidak menggunakan metode Reliability Centered Spares dengan mempertimbangkan dampak ketidaktersediaan spare part CWP dan analisa through-life costing, dengan cara membandingkan biaya shortage dan biaya simpan. Penentuan tingkat persediaan menggunakan model persediaan minimum-maksimum yang cocok untuk karakteristik slow moving. Hasil penelitian menunjukkan bahwa spare part kritis pada CWP yang mendapatkan prioritas utama adalah shaft, bearing, coupling, dan shaft sleeve. Keempat jenis spare part dipilih berdasarkan analisa FMEA dengan nilai RPN tertinggi. Keputusan untuk menyimpan berdasarkan dampak ketidaktersediaan spare part kritis yaitu operasional risk dan biaya shortage yang lebih besar dibandingkan biaya simpan. Jumlah persediaan minimum-maksimum adalah sebesar 2 unit untuk spare part shaft dan coupling. Sedangkan untuk spare part bearing dan shaft sleeve adalah sebesar 1 unit. Perhitungan service level perencanaan mencapai angka lebih dari 90% atau lebih besar dari target perusahaan. Biaya total persediaan untuk bearing adalah Rp 13,362,576,542, coupling sebesar Rp 1,591,922,808, shaft sebesar Rp 2,485,542,609 dan shaft sleeve 240 X 140 X 125.5 MM sebesar Rp 5,513,927,843, shaft sleeve 450 x 140 x 120.5 MM sebesar Rp 5,520,658,606, shaft sleeve 194 X 140 X 120 MM sebesar Rp 5,513,564,018, dan shaft slevee 170 X 140 X 125.5 MM sebesar Rp 5,513,321,468.